Jambi (ANTARA News) - Sebanyak 10 titik panas (hotspot) terpantau sensor modis satelit Terra-Aqua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Jambi di wilayah provinsi itu dengan tingkat kepercayaan (confident) terjadinya kebakaran 51-94 persen.

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi, Nurangesti di Jambi, mengatakan pantauan hotspot update, Selasa pukul 16.00 WIB itu terdeteksi di empat kabupaten di Jambi.

"Titik panas atau hotspot terpantau di Kabupaten Merangin sebanyak empat titik, Kabupaten Tanjungjabung Barat tiga titik dan Kabupaten Muarojambi serta Tebo masing-masing satu titik," tambahnya.

Ia menjelaskan Kabupaten Merangin menjadi daerah yang paling banyak terdapat titik panas yakni dua di Kecamatan Tabir Lintas dengan tingkat kepercayaan 55-63 persen.

Kemudian di Kecamatan Sungai Tenang dan Lembah Masurai masing-masing satu titik dengan tingkat kepercayaan terjadinya kebakaran 56 persen.

Selanjutnya di Kabupaten Tanjungjabung Barat terdeteksi sebanyak tiga titik tepatnya di Kecamatan Batangasam dengan tingkat kepercayaan terjadinya kebakaran, 59, 93 dan 94 persen.

Sedangkan di Kabupaten Muarojambi hotspot terpantau satu titik tepatnya di Kecamatan Sungaigelam dengan tingkat kepercayaan 51 persen dan di Kabupaten Tebo satu titik tepatnya di Kecamatan Sumay dengan tingkat kepercayaan 77 persen.

Untuk tingkat kepercayaan terjadi kebakaran terendah (51) persen terdapat di Kecamatan Sungaigelam, Muarojambi dan tertingi (94) persen terdapat di Kecamatan Batangasam, Tanjungjabung Barat," lanjutnya.

Nurangesti juga mengatakan untuk wilayah Sumatera, Provinsi Riau terdeteksi paling banyak hotspot update yakni 18 hotspot disusul Provinsi Sumatera Barat 16 hotspot.

Kemudian Provinsi Sumatera Utara 12 hotspot, Jambi 10 hotspot dan Sumatera Selatan delapan hotspot.

Sejak sepekan terakhir, titik panas atau hotspot kerap muncul di wilayah Jambi, Satgas Karhutla Jambi di lapangan pun terus menkroscek pantauan satelit itu dan ada yang menemukan lahan bekas terbakar di koordinat yang dimaksud.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018