"Saya ingin memberi semangat pada teman-teman kaum perempuan yang bukan dari keluarga besar yang sukses dan kaya maupun anak kiai besar," ujarnya saat menerima kunjungan dari para perempuan yang tergabung dalam `Women and Youth Development Institute of Indonesia`(WYDII) di kediamannya, Jalan Jemursari VIII Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Mantan Menteri Sosial itu menekankan bahwa kesempatan dan peluang itu selalu ada untuk semua orang, termasuk kaum perempuan dari kalangan kelas menengah ke bawah sekalipin, asalkan mau bekerja keras.
"Hal yang paling utama untuk meraih kesuksesan ternyata bukanlah bukanlah dari aringan, melainkan kerja keras," tuturnya.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu menandaskan, jaringan memang akan lebih mudah didapat jika berasal dari keturunan keluarga orang sukses yang kaya atau kiai besar. Namun Khofifah mengingatkan jaringan yang didapat dari orang lain biasanya hanya berlangsung sesaat dan bisa saja mudah terputus sewaktu-waktu.
Dia mencontohkan jaringan yang didapat dari orang tua yang kaya atau sukses, kalau selanjutnya tidak dikembangkan sendiri, bisa jadi suatu saat diputus orang.
"Jika orang tua yang telah memberi kita jaringan sudah tidak lagi menjabat gimana. Maka agar `survive`, dari jejaring yang telah kita dapat, selanjutnya harus dikembangkan menjadi lebih luas lagi dan itu hanya bisa diraih dari hasil kerja keras," ujarnya.
Karenanya Khofifah menekankan bahwa hal yang paling utama bagi kaum perempuan sebenarnya bukanlah jaringan, melaikan kerja keras.
"Jaringan karena suatu saat bisa terputus, bukanlah suatu hal yang penting. Kerja keras merupakan yang paling utama karena akan melekat ke masyarakat dan lebih membuahkan hasil," ucapnya.
Direktur WYDII Siti Nurjanah mengatakan kunjungan ke rumah Khofifah yang belum lama lalu ditetapkan Komisi Pemilihan Umum di provinsi setempat sebagai Gubernur Jatim terpilih sangatlah penting bagi para anggotanya.
"Bu Khofifah adalah role model bagi kaum perempuan karena dia mewakili kekuatan politik perempuan," ucapnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
