Kami menyatakan bahwa kondisi prasarana perkeretaapian pada wilayah yang terdampak gempa tersebut sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Khusus di Wilayah Malang dan Blitar yang merupakan lintas layanan KA Penataran, KA ini masih beroperasi dengan
Tangerang (ANTARA News) - Operasional kereta api berjalan normal pascagempa wilayah Malang bermagnitudo 5,2 Skala Richter beberapa waktu lalu yang berdampak hingga Wilayah Pasuruan, Blitar, Lumajang , Tulungagung dan juga Jember.

"Kami menyatakan bahwa kondisi prasarana perkeretaapian pada wilayah yang terdampak gempa tersebut sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Khusus di Wilayah Malang dan Blitar yang merupakan lintas layanan KA Penataran, KA ini masih beroperasi dengan normal," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangan tertulis di Tangerang, Kamis.

Untuk itu, pemerintah menyampaikan kepada segenap pengguna jasa KA yang hendak melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Blitar yang melalui Malang, begitupun sebaliknya agar tidak ragu-ragu untuk tetap menggunakan moda transportasi kereta api.

Kondisi prasarana dan juga sarana KA yang tidak terdampak gempa tersebut, membuat moda transportasi ini aman untuk digunakan.

"Segenap jajaran Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa bagian Timur bekerja sama dengan jajaran Daop VII PT KAI (Persero) di Madiun dan Daop VIIi PT KAI (Persero) di Surabaya terus bersiaga melaksanakan kegiatan pemantauan serta pengawasan untuk memastikan bahwa kondisi prasarana serta sarana KA yang ada di wilayah tersebut tetap aman untuk dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan pengoperasian KA pada wilayah tersebut dapat berjalan dengan baik, aman dan selamat," katanya.

Seiring dengan terus meningkatnya animo masyarakat untuk memilih KA dalam melakukan perjalanan menuju tempat tujuan, faktor keselamatan dan keamanan menjadi fokus utama dalam pengoperasian moda transportasi massal kereta api.

Baca juga: Lima gempa menggetarkan Malang Raya
Baca juga: Gempa getarkan Malang
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018