Korban luka masih satu kantor dengan yang meninggal. Sekarang jenazah dan yang luka sudah dilarikan ke RSUD Provinsi NTB,
Lombok Utara,  (ANTARA News) - Seorang karyawati biro perjalanan wisata yang berkantor di Cakranegara, Kota Mataram, Hernawati (40), meninggal dunia akibat terkena runtuhan bangunan ketika terjadi gempa susulan berkekuatan 6,2 Skala Richter pada Kamis siang, pukul 13.25 Wita.

Kasubbag Humas Polres Mataram AKP I Made Arnawa yang dihubungi wartawan, Kamis, mengatakan, korban meninggal dunia yang berasal dari Karang Baru, Kota Mataram, ini diketahui meninggal berdasarkan hasil pendataan sementara dari anggota Polsek Cakranegara.

"Data sementara korban gempa 6,2 SR di wilayah hukum Polres Mataram baru satu orang yang meninggal dunia,. Meninggalnya akibat tertimpa kanopi di kantornya wilayah Cakranegara," kata Arnawa.

Selain satu korban meninggal, Polsek Cakranegara juga mencatat seorang korban luka-luka akibat tertimpa reruntuhan. Korban luka-luka di bagian tulang belakang bernama Sigit (30), alamat Karang Taruna, Kota Mataram, masih satu kantor dengan korban meninggal.

"Korban luka masih satu kantor dengan yang meninggal. Sekarang jenazah dan yang luka sudah dilarikan ke RSUD Provinsi NTB," ucapnya.

Lebih lanjut, Arnawa mengatakan bahwa Kapolres Mataram telah menginstruksikan anggota lapangannya untuk melihat kondisi dan situasi masyarakat pascagempa susulan 6,2 SR.

"Peran Bhabinkamtibmas yang ada di lapangan juga kita kerakan untuk melakukan pendataan korban dan kerusakan. Untuk sabhara dan petugas piket patroli juga sudah kita kerahkan untuk membantu evakuasi jika ada korban," kata Arnawa.

Gempa susulan yang kembali terjadi pada Kamis siang, pukul 13.25 Wita, terdeteksi dengan amplitudo 6,2 Skala Richter. Gempa yang tergolong tektonik itu terpusat di 6 km Barat Laut Lombok Utara dengan kedalaman 12 km.*

Baca juga: Korban meninggal gempa Lombok terverifikasi 259 orang

Baca juga: Data resmi korban gempa Lombok dari BNPB

Baca juga: BNPB gandeng Dukcapil untuk akurasi data korban


 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018