Jakarta (ANTARA News) - Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) kembali menggelar program "Forwot Berbagi” untuk menggalang dana bagi korban bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kegiatan itu berhasil mengumpulkan uang tunai senilai Rp10 juta dan disalurkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT). Uang yang terkumpul merupakan hasil spontanitas para wartawan otomotif dan uang kas dari FORWOT.

Bantuan dalam bentuk uang tunai yang sudah terkumpul langsung diserahkan pada Selasa (21/8), di kantor pusat ACT di Menara 165, Jakarta Selatan.

"Sumbangan ini menjadi simbol kepedulian kepada saudara-saudara kita yang sedang diuji bencana gempa. Semoga kita semua tetap menjadi insan-insan yang peduli kepada sesama, dan Lombok bisa segera pulih dari bencana alam kali ini," ujar Wakil Ketua Umum Forwot Zainal Abidin, Selasa.

Baca juga: Cara Forwot pacu kreatifitas dan sikap kritis wartawan

Direktur ACT, Mukhti, menyambut kepedulian Forwot kepada korban bencana gempa bumi di Lombok. Forwot aktif dalam kegiatan kemanusiaan melalui ACT sejak 2016.

"Kepedulian Forwot masih terus mengalir, dan sekarang untuk masyarakat Lombok. Seperti yang kita ketahui, Lombok masih terus diguncang hingga saat ini. Warga Lombok amat butuh sinergi kepedulian dari berbagai elemen masyarakat. Saya bersyukur dan berterima kasih atas kepedulian Forwot untuk masyarakat Lombok yang disalurkan melalui ACT," jelas Mukhti.

Dana yang dikumpulkan di ACT akan digunakan untuk berbagai keperluan korban bencana gempa bumi. ACT berencana mendukung pembangunan ribuan shelter sebagai rumah sementara, bangunan MCK, sekolah, sumur, masjid, dan sapi yang akan digunakan untuk kurban.

"Sejak 29 Juli-20 Agustus 2018, Lombok mengalami lebih dari 800 kali gempa. Bantuan-bantuan dari berbagai pihak diharapkan. Kami mengharapkan dengan bantuan Forwot juga bisa menggugah pihak-pihak lain ikut memberikan bantuan," kata General Manager Media Network Development, Lukman Azis Kurniawan.

Baca juga: Forwot kampanyekan keselamatan berlalu-lintas
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018