Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Sebagian warga Kabupaten Lombok Barat menyatakan sudah ingin meninggalkan pengungsian dan kembali ke daerah tempat tinggal mereka meski harus tinggal di tenda, namun menghadapi kesulitan untuk membersihkan puing-puing rumah yang roboh akibat gempa.

"Saya ingin segera kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga. Di sini kami meminjam tanah kebun milik orang lain," kata Karmin, warga Dusun Kekait 2, Desa Kekait, Kacamatan Gunung Sari, di tempat pengungsian, Selasa,

Karmin dan 150 kepala keluarga lain di Rukun Tetangga 1 Dusun Kekait 2 ingin segera membersihkan puing-puing rumah mereka, namun mengaku kesulitan melakukannya sendiri dan tidak mampu membayar biaya angkut.

"Sulit bagi kami melakukannya secara manual karena volume puing-puing yang banyak," ujarnya.

Ia menambahkan beberapa tetangganya sudah mulai membersihkan puing-puing rumah mereka, namun terkendala biaya angkut material bangunan ke tempat pembuangan akhir.

"Sekali angkut biayanya Rp200 ribu satu unit dump truck. Saya tidak mampu kalau harus mengeluarkan biaya sebesar itu," kata Karmin.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kabupaten Lombok Barat, I Made Arthadana, mengatakan pemerintah belum bisa berbuat banyak untuk membantu pembersihan puing rumah warga.

"Bagaimana mau cepat, kami hanya mempunyai masing-masing satu unit ekskavator, backhoe loader dan dump truck," ujarnya.

Ia meminta sektor swasta membantu pembersihan puing rumah warga.

Di Kabupaten Lombok Barat, gempa bumi menyebabkan kerusakan 57.614 rumah, 108 tempat ibadah, 84 fasilitas kesehatan, 294 sekolah dan madrasah, serta jembatan dan toko/kios.

Made mengaku sudah memverifikasi 40,3 persen dari seluruh rumah yang dilaporkan rusak.

"Hingga Senin (3/9), totalnya sebanyak 23.242 unit rumah mengalami kerusakan. Sebanyak 12.880 kategori rusak ringan, 4.797 rusak sedang, dan 5.568 unit rusak berat," katanya.

Baca juga: Paling tidak 17.400 rumah diverifikasi rusak akibat gempa Lombok
Baca juga: Mensos: rehabilitasi rekonstruksi Lombok selesai Agustus 2019

 

Pewarta: Awaludin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018