Ada dua strategi yang dilakukan, kalau dioperasikan oleh KA logistik urusan dengan KA tapi tarifnya satu saja dengan Kalog, jadi ‘single’ tarif dari titik satu ke titik lainnya.
Jakarta (ANTARA News) - Angkutan logistik moda kereta api direncanakan menggunakan tarif tunggal untuk menarik para pelaku usaha agar beralih ke moda transportasi tersebut. 

“Ada dua strategi yang dilakukan, kalau dioperasikan oleh KA logistik urusan dengan KA tapi tarifnya satu saja dengan Kalog, jadi ‘single’ tarif dari titik satu ke titik lainnya,” kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro di Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan sama, Staf Ahli Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Transportasi Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi mengatakan KA Logistik (Kalog) bisa bekerja sama dengan perusahaan truk dalam menyediakan layanan satu tarif dan satu dokumen.

“Ada Kalog, dia bisa memanfaatkan truk-truk saat ini kontrak saja sama mereka jadi pemilik barang hanya satu dengan kalog dengan terima bersih, sudah enggak urus antarmodanya,” katanya.

Pengusulan satu tarif merupakan salah satu kemudahan yang diusulakn agar para pelaku usaha beralih dari moda truk ke kereta api, sehingga pelanggaran “overdimension overload” (ODOL) bisa berkurang.

Baca juga: Kemenhub tingkatkan pemberlakuan ketentuan angkutan barang "odol"

Vice President Divisi Non Kontainer PT Kereta Api Logistik Edi Sudarto mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan truk karena 20-30 persen pengangkutan Kalog itu didominaisi oleh truk. 

“Kalau sampai hari ini 20-30 persen biaya untuk ‘trucking’, pola kerja sama transakasional bisa saja kami di bawah ‘trucking’,” katanya. 

Namun, Ia juga mengharapkan pemerintah menyediakan infrstruktur untuk mendukung dalam penanganan satu tarif tersebut, seperti terminal yang cukup besar sebgai titik temu moda.

“Sudah saatnya sama-sama memikirkan kompetitif agar efiisiensi dirasakan semua pihak, yaitu kolaborasi pemerintah hadir. menyiapkan infrastuktur dasar yang tidak bisa dipenuhi operator, misalnya bangun terminal cukup besar,” katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018