Jakarta (ANTARA News) - Kepala Departemen Hubungan Internasional CSIS, Shafiah F. Muhibat, menilai bahwa negara-negara anggota ASEAN dan China telah bekerja keras dalam mengelola situasi di wilayah sengketa Laut China Selatan agar tetap stabil dan kondusif.

"Dengan banyaknya kemajuan yang dibuat menunjukkan bahwa ASEAN dan China bekerja keras untuk mengelola sengketa di Laut Cina Selatan dan konsekuensi dari sengketa tersebut," ujar Shafiah di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan pada kegiatan seminar "Germany-Indonesia Strategic Dialogue" yang dilaksanakan di Auditorium Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS).

Dia menyebutkan bahwa ada beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh ASEAN dan China dalam upaya penanganan sengketa dan pengurangan ketegangan di Laut China Selatan.

"Jika kita ingin melihat masalah dengan sudut pandang optimistis, ada rasa berkurangnya ketegangan di Laut China Selatan, terutama untuk dua tahun terakhir (2017 dan 2018), dibandingkan pada 2016 ketika ada putusan arbitrase tentang Laut China Selatan," kata Shafiah.

Baca juga: Laut China Selatan tantangan berat soliditas ASEAN

Baca juga: ASEAN-China sepakat mulai perundingan CoC LCS

Baca juga: ASEAN serukan demiliterisasi Laut China Selatan


Menurut dia, salah satu kemajuan yang telah dibuat dalam upaya menjaga perdamaian dan kestabilan di wilayah Laut China Selatan adalah pelaksanaan kegiatan latihan keamanan maritim antara ASEAN dan China pada 2018. Selain itu, negara-negara anggota ASEAN dan China selama beberapa tahun terakhir sangat aktif dalam melakukan lokakarya tentang perlindungan lingkungan laut.

Terkait Tata Perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan, Shafiah juga menilai sudah ada banyak kemajuan dalam perundingan CoC, di mana pada 2017 negara-negara ASEAN dan China telah menyepakati kerangka kerja CoC dan setuju untuk memulai perundingan CoC.

Kemudian pada Agustus 2018, ASEAN dan China menyepakati draft tunggal teks negosiasi CoC Laut China Selatan yang akan berfungsi sebagai dasar untuk penggunaan CoC dalam penanganan sengketa di wilayah Laut China Selatan.

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018