Kegusaran kami dengan pendapat dari pakar hidrologi tersebut sama. Pada revisi RTRW sebelumnya, kami juga ingin 'master plan' drainase dan tata guna air ditambahkan
Kudus, 10/11 (ANTARA News) - Kualitas air bersih di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah berdasarkan hasil penelitian dari Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang disebutkan sebagai tidak terlalu baik, meskipun dalam hal kuantitas relatif aman, kata pakar hidrologi Undip  Dr Nelwan.

"Hal yang mengagetkan, berdasarkan penelitian tersebut Kabupaten Kudus termasuk salah satu kota dengan kualitas air bersih yang kurang baik," ujarnya saat hadir di ruang Command Center Pemkab Kudus guna memberi masukan dan saran untuk pembangunan Kudus yang lebih baik di Kudus, Sabtu.

Menurut dia, dengan permasalahan kualitas air bersih di Kudus tersebut, maka perlu perlu adanya solusi.

Selain permasalahan kualitas air bersih, pakar hidrologi tersebut juga menyoroti soal bencana banjir pada musim hujan.
 
Ia menganggap Kabupaten Kudus termasuk salah satu daerah yang memiliki risiko banjir pada musim penghujan tahun ini.

Dia juga menyoroti tentang rencana induk drainase dan tata kota Kudus yang belum baik.

"Saya ingatkan bahwa Kudus dalam waktu dekat akan menjumpai masalah banjir. Selain itu, ada masalah terkait belum adanya 'master plan' untuk drainase," ujarnya.

Nelwan juga mengingatkan soal sungai besar di Kudus yang belum dinormalisasi.

Bupati Kudus Muhammad Tamzil mengatakan bahwa apa yang menjadi kajian dan hasil penelitian Dr Nelwan juga dipahami oleh pemerintahannya.

"Kegusaran kami dengan pendapat dari pakar hidrologi tersebut sama. Pada revisi RTRW sebelumnya, kami juga ingin 'master plan' drainase dan tata guna air ditambahkan," katanya.

Selain itu, dia menekankan bahwa normalisasi sungai di Kudus merupakan kewenangan pemerintah pusat.

Terkait dengan hal itu, katanya, Pemkab Kudus sudah berkirim surat ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Informasinya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air PUPR akan datang ke Kudus," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Tamzil juga merasa senang dengan keterlibatan akademisi, ahli, dan profesional dalam membantu pemerintah kabupaten setempat untuk percepatan pembangunan.?

"Kami senang jika ada akademisi yang bersedia membantu, masukan dan sarannya sangat penting," katanya.

Ia menilai saat ini harus lebih banyak tindakan dibandingkan dengan perencanaan. 

"Kami menilai perencanaan itu sudah banyak dan bagus, tinggal tindakan perencanannya. Saya tidak ingin dianggap pencitraan tetapi ini adalah komitmen kami untuk mengatasi permasalahan di Kudus," ujarnya. 

Baca juga: Warga Kudus mulai kesulitan air bersih
Baca juga: Tujuh kecamatan di Kudus dilanda banjir dan longsor

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018