Tangerang (ANTARA News) - Kanker usus besar masih bisa diobati jika berada dalam stadium awal dengan menggunakan teknik "Keyhole Surgery".

Teknik Keyhole Surgery menjadi terobosan inovatif untuk penanganan kanker usus besar, sebab teknik ini tidak membuat sayatan besar, melainkan perut hanya disayat dengan ukuran yang tidak besar kemudian dimasukkan alat untuk mengangkat tumor atau kanker.

Dr. Eko Priatno SpB-KBD, spesialis bedah dari Bethsaida Hospital mengatakan Keyhole Surgery punya banyak kelebihan antara lain, meminimalkan nyeri setelah operasi, pasien bisa lebih cepat pulih dan bisa beraktivitas, rawat inap yang tidak lama serta luka bekas operasi yang hampir tidak terlihat.

"Keyhole tidak membuat sayatan besar di perut, hanya 5-10 mm saja. Dibanding dengan bedah konvensional, ini lebih cepat penyembuhannya. Jadi yang bekerja bisa kembali beraktivitas dengan cepat," ujar Dr. Eko saat berbincang dalam jumpa pers Bethsaida Hospital, di Tangerang, Kamis.

Bethsaida Hospital juga sudah menggunakan teknik ini selama kurang lebih setahun belakangan. Meski biayanya bisa lebih mahal, namun secara keseluruhan Keyhole Surgery memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan bedah konvensional.

"Biaya, sejujurnya lebih tinggi karena ada investasi alat. Tapi kalau dilihat secara keseluruhan lebih hemat. Teknik ini tidak perlu ICU setelah operasi, harga semalam di ICU saja sudah berapa. Perawatan setelah operasi juga cepat, proses penyembuhannya cepat. Jadi kalau ditotal secara keseluruhan sebenarnya harga tidak jauh berbeda," jelas Dr. Eko.

Meski demikian, Dr. Eko mengakui jika tidak semua kondisi kanker usus besar bisa diobati dengan menggunakan teknik Keyhole. Apalagi jika letak tumor atau kanker menempel pada organ tubuh lain.

"Operasi ini punya keterbatasan juga tapi memang berhubungan dengan si tumor itu sendiri. Kalau tumor yang sangat besar, kita tidak bisa menggunakan Keyhole, kita harus tetap buat sayatan besar. Makanya ada syarat-syarat kapan bisa dilakukan. Kalau tumor sudah menempel di organ lain ya enggak bisa," terang Dr. Eko.

Ia mengingatkan bahwa yang terpenting setelah melakukan proses operasi adalah pasien tidak boleh lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin. Hal ini berguna untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya kekambuhan kanker sehingga bisa ditangani secepatnya.

Baca juga: Deteksi dini untuk pencegahan kanker usus besar

Baca juga: Waspadai penyakit wasir, bisa jadi gejala kanker usus besar

Baca juga: Anggur sanggup lawan sel kanker usus

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018