puncaknya 2021 nanti kita akan tutup kran impor secara signifikan
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian optimistis target swasembada salah satu komoditas strategis nasional yakni bawang putih dapat tercapai pada 2021.

Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi  mengatakan, bawang putih hingga akhir tahun ini ditargetkan bisa ditanam sekitar 10,6 ribu hektare (ha) yang seluruh hasilnya akan dijadikan benih untuk musim tanam 2019 nanti seluas 40 ribu ha.

"Tahun 2020 kami akan tanam besar-besaran bawang putih hingga puncaknya 2021 nanti kita akan tutup kran impor secara signifikan," kata Suwandi melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan Kementan juga telah mampu membuat  sentra-sentra baru penghasil bawang putih dan mendorong produksi nasional, salah satunya di Kabupaten Banyuwangi.

Pada Maret 2018, ratusan ha kawasan di lereng Gunung Ijen mampu panen bawang putih yang sebelumnya hanya hamparan yang tidak produktif.

Munculnya sentra baru bawang putih ini merupakan upaya Kementan dalam mengejar target swasembada bawang putih melalui Permentan No. 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).

Permentan ini memuat klausul importir bawang putih wajib melakukan tanam di dalam negeri paling sedikit 5 persen dari total impor yang diajukan. Lokasi tanam diutamakan di wilayah baru, hal ini dilakukan agar produksi dalam negeri terus meningkat.

Selain Banyuwangi, lanjut Suwandi, Kementan juga sudah melakukan pemetaan dan menyiapkan daerah-daerah yang cocok untuk pengembangan bawang putih di Indonesia. Sentra tersebut yakni di Pulau Sumatera meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Benermeriah, Aceh Tenggara, Karo, Tapanuli Utara, Kerinci, Solok, Tanah Datar, Muara Enim, OKU Selatan, Pagaralam dan Lampung Barat.

Sementara di Pulau Jawa meliputi Kabupaten Bandung, Garut, Tegal, Majalengka, Magelang, Temanggug, Wonogiri, Banjarnegara, Magetan, Karanganyar, Mojokerto, Malang dan Batu. Pulau Sulawesi meliputi Minahasa Selatan, Bolmong, Sigi, Parimo, Poso, Banggai, Gowa, Sinjai, Enrekang dan Tator.

Nusa Tenggara meliputi Tabanan, Bangli, Buleleng, Karangasem, Lombok Timur, Bima, Belu, TTS, TTU, Kupang dan Ende. Wilayah Maluku dan Papua meliputi Pulau Buru, Maluku Tengah, Rajaampat, Manokwari, Lanijay, Jayawijaya dan Paniai.

"Wilayah-wilayah tersebut ditargetkan menjadi sentra-sentra baru penghasil bawang putih dengan pertimbangan agroklimat yang mendukung pertanaman komoditas tersebut," kata Suwandi.

Pemerintah juga telah mengantisipasi dampak program swasembada terhadap harga jual ke konsumen. Penangkar dan pelaku usaha bawang putih diharapkan dapat mengurangi beban bianya produksi sehingga harga jual masih sesuai dengan daya beli konsumen.

"Kementan bersama Satgas Pangan memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi dan distribusi serta pemasarannya agar tidak terjadi kecurangan," ungkapnya.

Baca juga: Mentan bertekad wujudkan swasembada bawang putih 2021
Baca juga: Sukabumi targetkan swasembada bawang putih 2019
Baca juga: Mentan optimistis Indonesia swasembada bawang putih



 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018