Jakarta (ANTARA News) - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai sarana sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di  lapangan Pasopati, Kelurahan Putera Buyut, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada Rabu malam 19 Desember 2018.

Dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Kamis, pada cara tersebut, dihadiri oleh anggota MPR Fraksi PAN Alimin Abdullah, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Setjen MPR Muhamad Jaya, Kasubag Hubungan Antar Lembaga Euis Karmila, serta anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi PAN Abdullah Surajaya, Kepala Kampung Putera Buyut Mariadi, tokoh masyarakat serta masyarakat yang datang dari berbagai desa di Gunung Sugih.

Alimin dalam sambutan mengatakan bahwa dirinya hadir dalam acara tersebut untuk mensosialisasikan Empat Pilar "lewat pagelaran wayang kulit," ujarnya.

Menurutnya sosialisasi menggunakan pagelaran budaya asal Jawa ini dianggap yang paling tokcer karena pertunjukannya aman, tenang, bisa ditonton mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan mampu mendatangkan berbagai pedagang.

Pada kesempatan itu, putra asli Lampung itu mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia bisa tegak berdiri karena memiliki Empat Pilar.

Keempat pilar inilah yang menjadi landasan dan pegangan bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa, dan keragaman lainnya. "Meski beragam namun kita bersatu," katanya.

Keragaman yang ada, menurut Alimin disaksikan sendiri saat dirinya berkeliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Alimin juga berpesan kepada dalang, Ki Haryo Purbo Kusumo, agar menyelipkan pesan-pesan Empat Pilar dalam lakon pagelaran wayang kulitnya. “Selain sosialisasinya tercapai, masyarakat juga terhibur," paparnya.

Alimin mengingatkan masyarakat agar pada pada 17 April 2019, bangsa Indonesia melaksanakan Pemilu Legislatif, Pemilu anggota DPD dan Pemilu Presiden. Ia berharap masyarakat menggunakan hak pilihnya secara benar.

""Jangan sampai tidak menggunakan hak pilih," tegasnya. 

Muhamad Jaya dalam kesempatan yang sama menuturkan dirinya gembira sebab masyarakat antusias mengikuti acara itu. Dikatakan, pagelaran wayang kulit malam itu merupakan salah satu metode memasyarakatkan Empat Pilar di samping metode lain seperti TOT, outbond, seminar, FGD, lomba cerdas cermat.

Sebelum pertunjukan, Alimin didampingi Muhamad Jaya, Abdullah Surajaya, dan Mariadi menyerahkan sosok wayang Puntadewa kepada Ki Haryo Purbo Kusumo yang menandakan lakon itu dimulai.

Lakon itu adalah kisah klasik Mahabarata yang menceritakan dinamika di Kerajaan Astina antara Pandawa sebagai simbol kebaikan bertarung dengan Kurawa sebagai simbol keburukan.

Peran yang dimainkan Puntadewa itulah yang membuat kebaikan selalu menang atas kejahatan. Puntadewa atau Yudhistira adalah raja yang memerintah kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahan di Astina dan merupakan anak tertua dari Pandawa.(KR-HSI)

Baca juga: MPR Sosialisasi Empat Pilar lewat wayang kulit dan orang di Jepara

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018