Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan pihaknya akan mengkaji kembali dua jenis obat untuk kanker kolorektal, Bevacizumab dan Cetuximab, dalam formularium nasional obat-obatan yang bisa ditanggung BPJS Kesehatan.

"Kan lagi dalam proses (pengkajian). BPJS itu kan juga harus melihat efektivitas, termasuk obat. Obat itu harus juga efektif, kita nggak main beli, ngasih begitu saja," kata Nila Moeloek di Istana Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Menkes menjelaskan penilaian terhadap dua jenis obat terapi untuk kanker usus besar tersebut masih dilakukan oleh tim dari Health Technology Assessment (HTA).

"Nah sekarang itu dinilai oleh kami, ada yang namanya HTA yang menilai, betul nggak obat ini diperlukan. Atau ada juga penggantinya yang sama efektifnya tapi harga lebih murah, ada obat generiknya atau enggak," kata Nila.

Kedua jenis obat tersebut merupakan obat target terapi untuk pengobatan kanker usus besar stadium 4 kelompok 1 dan 2, yang sel kankernya sudah menyebar ke organ atau jaringan tubuh lainnya.

Sementara untuk penderita kanker stadium 4 kelompok 0-3 (nodus), dimana sel kanker menyebar ke kelenjar getah bening, dua jenis obat tersebut tidak perlu diberikan kepada pasien.

"Jadi obat ini untuk meningkatkan kualitas hidupnya, atau memperpanjang. Nah, ini dilihat dulu 'cost'-nya itu, nanti kalau seandainya dapat (versi murahnya, red.) ya kita juga tidak berarti harus langsung berhentikan," ujar Nila.

Kementerian Kesehatan memutuskan menghapus Bevacizumab dan Cetuximab dari daftar Formularium Nasional, mulai 1 Maret 2019, lewat SK Menkes Nomor HK.01.07/ Menkes/707/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/659/2017 tentang Formularium Nasional. ***3***

Baca juga: PDIB minta dua obat kanker kolorektal tetap masuk Formularium Nasional

Baca juga: LIPI komitmen untuk kembangkan bahan antikanker dari organisme laut



 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019