Bantul (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mewacanakan pembangunan embung atau tempat menampung air untuk  mengantisipasi banjir akibat luapan sungai di Kabupaten Bantul saat terjadi hujan deras.

"Mungkin dicarikan tanahnya dulu untuk membuat  embung saja karena (aliran sungai) Oya ini bebannya kalau musim hujan sangat besar," kata Sultan usai mengunjungi lokasi terdampak bencana alam di Pedukuhan Wunut, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, Jumat.

Pedukuhan Wunut merupakan salah satu lokasi terdampak bencana banjir di Bantul akibat aliran air Sungai Oya meluap pascahujan deras yang mengguyur daerah itu pada Minggu (17/3) malam.

Menurut Sultan, dengan membangun embung di wilayah utara diharapkan bisa mengurangi volume air hujan yang mengarah ke selatan melalui sungai tersebut, sebab akan tertampung di bangunan embung itu.

"Saya jadi Gubernur itu tidak pernah Bantul membuat irigasi kecuali rehab, karena memang rata-rata (pembangunan) di sebelah timur yang masih rusak semua, satu satunya cara kalau mau permanen sebelum mengalir ke sini dicegat di utara," katanya.

"Solusinya saya buatkan embung saja, disudet (buat aliran ke embung) agar air ada yang masuk, jadi beban ke selatan sedikit," kata Raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat tersebut.

Sultan mengatakan, pembangunan embung tersebut akan menggunakan  tanah Sultan atau Sultan Ground, namun demikian Sultan belum menentukan lokasi karena masih dikomunikasikan dengan pemerintah daerah.

Sultan mengatakan, di Sleman atau DIY bagian utara sudah ada embung Tambakboyo yang dibangun pemerintah pusat, kemudian di Sriten Gunung Kidul atau DIY sisi timur untuk menampung kelebihan air hujan.

"Pembangunan nanti kami lihat dulu tanahnya Sultan Ground ada di mana, dibuatkan embung seperti di Sriten kan daya tampung 500 ribu kubik, jadi kan otomatis (air) yang lari ke sini (Bantul) sudah berkurang," katanya.***1***

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019