Jakarta (ANTARA) - Rusia memiliki posisi yang sama dengan Indonesia terkait isu Palestina, yang akan diangkat pemerintah RI selama memainkan peran sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB pada Mei mendatang.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyampaikan dukungannya kepada Indonesia yang akan mengangkat isu Palestina dalam forum DK PBB mengingat selama ini perhatian dunia terhadap isu ini seringkali teralihkan ke isu-isu lain, seperti situasi di Suriah atau Libya.

“Masalah Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dan kami sangat menghargai upaya Indonesia untuk membantu menangani isu ini,” kata Lyudmila dalam press briefing di Jakarta, Rabu.

Meskipun secara pribadi ia menyatakan keraguannya bahwa isu Palestina akan benar-benar bisa selesai, tetapi upaya untuk menarik perhatian dunia terhadap isu ini sangat penting.

“Kita akan saling berkonsultasi mengingat kesamaan posisi yang kita miliki. Mungkin Rusia dan Indonesia dapat melakukan sesuatu bersama dalam penanganan isu ini,” tutur Dubes Lyudmila.

Selama masa presidensi di DK PBB, Indonesia akan menyelenggarakan diskusi informal mengenai Palestina pada 9 Mei 2019.

Isu yang diusulkan Indonesia dalam diskusi tersebut adalah pendudukan ilegal, khususnya pada aspek hukum dan kemanusiaan, dengan penekanan Resolusi DK PBB 2334.

Isu ini dinilai penting untuk menyikapi perkembangan saat ini, setelah Israel mengakui secara sepihak Yerusalem dan Dataran Tinggi Golan sebagai bagian wilayahnya.

Seperti Indonesia, Rusia telah menyatakan kecaman terhadap pencaplokan wilayah yang dilakukan Israel karena tidak sesuai dengan resolusi PBB dan prinsip Solusi Dua Negara untuk menyelesaikan isu Israel-Palestina.

Meski demikian, Israel tampak tidak bergeming.

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang kembali mencalonkan dirinya dalam pemilihan umum yang dilaksanakan 9 April lalu, bahkan menyatakan akan menganeksasi semua permukiman Yahudi di kawasan Tepi Barat, jika kembali terpilih.

Permukiman Yahudi di Tepi Barat akan diperlakukan sebagai kawasan Israel, dan Netanyahu berjanji tidak akan menyerahkan wilayah tersebut kepada Palestina.

Kebijakan-kebijakan Israel yang selama ini selalu didukung oleh Amerika Serikat, semakin mempersulit proses perdamaian dan penyelesaian masalah dengan Palestina.  
Baca juga: Indonesia nilai reformasi Dewan Keamanan PBB suatu keharusan 
Baca juga: PBB: Sikap kami mengenai Dataran Tinggi Golan dilandasi resolusi DK

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019