Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Krtistiyanto, menilai, pertanyaan panelis tentang konsepsi pemberdayaan perempuan ditinjau dari jawaban kedua pasangan calon pada Debat Capres kelima, menunjukkan perbedaan konsep tentang kebijakan perempuan.

"Pasangan Prabowo-Sandiaga hanya fokus pada pemberdayaan, program OK-OC yang nyaris tanpa kemajuan, dan keringnya pemahaman terhadap pentingnya kesetaraan gender," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Sabtu malam.

Sementara itu, pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, menurut Hasto, tampil menyeluruh dan membumi. "Tidak hanya mencakup ekonomi rumah tangga dan sisi domestik saja, tapi peran penting perempuan di dunia kerja dan dunia politik".

Menurut Hasto, hal yang mengejutkan ketika KH Maruf Amin menampilkan peran perempuan terhadap hadirnya "dewi" (desa wisata") dan "dedi" (desa digital").

Pilihan diksi yang disampaikan KH Ma'ruf Amin, kata dia, semakin membuktikan luasnya pemahaman ulama besar tersebut pada persoalan perempuan, masalah bangsa, dan ditopang oleh kearifannya sebagai ulama yang telah terbiasa bergulat dengan masalah pokok rakyat.

"Maka puncak debat yang terakhir ini, praktis tidak menunjukkan perubahan berarti dari sosok Prabowo-Sandi," katanya.

Menurut Hasto, Jokowi kembali menampilkan hal-hal konkrit dan mendasar terhadap program peningkatan kesejahteraan rakyat di desa, pondok pesantren, dan menghadirkan perempuan sebagai pilar di dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi rumah tangga.

Pada kesempatan tersewbut, Hasto menilai Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin piawai dalam debat, berhadapan dengan Prabowo yang menyampaikan retorika gaya lama.

Hasto melihat, jalan kemenangan bagi Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, semakin terbuka dan menguat.


 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019