Timika, Papua (ANTARA News) - Pertikaian antarwarga Kampung Banti dengan Kimbeli di distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, kembali terjadi, bahkan satu korban dilaporkan meninggal dunia, Kamis pagi. Perang suku yang melibatkan warga dua kampung yang bertetangga itu, kembali terjadi sejak Rabu (28/11). Wakapolda Papua, Brigjen Pol Fr Andi Lolo kepada wartawan di Timika, Kamis, membenarkan kejadian tersebut. "Memang benar ada warga dari Kampung Banti yang meninggal tadi pagi karena terkena panah yang dilepas oleh warga dari Kampung Kimbeli. Sejauh ini kami belum mendapat laporan menyangkut identitas warga yang meninggal itu," kata Andi Lolo. Andi menuturkan, pada Rabu pagi warga Banti melepaskan anak panah ke Kampung Kimbeli hingga melukai salah satu warga setempat. Warga Kimbeli melakukan serangan balasan hingga menyebabkan salah seorang warga Kampung Banti tertembus anak panah di lehernya. Korban yang terkena anak panah di lehernya itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Tembagapura untuk mendapat perawatan intensif. Pada Kamis pagi pihak RS Tembagapura berencana melakukan operasi untuk mengeluarkan anak panah di leher korban namun pihak keluarga menolak. Pihak keluarga malah melakukan operasi sendiri secara tradisional. Setelah operasi berjalan, kondisi korban makin memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Dengan demikian sudah sembilan orang tewas akibat bentrokan antarwarga di kedua kampung itu sejak 16 Oktober lalu. Kesembilan korban tewas tersebut terdiri daru lima orang berasal dari Kampung Banti dan empat lainnya berasal dari Kampung Kimbeli. Wakapolda Papua Andi Lolo mengaku telah memerintahkan Kapolres Mimika, AKBP Godhelp C Mansnembra dan Komandan Detazemen B Brimob Mimika Kompol Yunus Wally untuk segera mengatasi konflik antar warga dari kedua kampung tersebut. Selain itu, kata Andi Lolo, pihak kepolisian sangat mengharapkan agar Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten segera mengambil langkah untuk menyelesaikan akar persoalan yang menyebabkan konflik perang suku ini berlarut-larut. "Kami minta Pemda segera mengambil action untuk menyelesaikan akar persoalan yaitu harus memindahkan salah satu kelompok warga dari Tembagapura. Jika hal itu secepatnya dilakukan akan memudahkan proses perdamaian," ujar Andi Lolo. Sebelumnya Penjabat Bupati Mimika Atanasius Allo Rafra SH sudah menghadap Gubernur Papua Barnabas Suebu SH untuk meminta memfasilitasi pertemuan dengan para bupati kabupaten tetangga dengan Kabupaten Mimika. Warga Kampung Kimbeli yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pendulang tradisional dan merupakan warga eksodus dari sejumlah kabupaten tetangga di Pegunungan Tengah Papua seperti Puncak Jaya, Paniai, Nabire, Tolikara dan lain-lain. Mereka menempati kamp-kamp di sekitar aliran Kali Kabur sejak beroperasinya PT Freeport Indonesia (PTFI).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007