Jakarta (ANTARA News) - Sudah banyak penerbang wanita di TNI Angkatan Udara, namun baru Fariana Dewi Djakaria Putri yang mendobrak dominasi laki-laki sebagai penerbang helikopter. Terlahir dari pasangan Lilis Yeni dan Dodo Djakaria Kurdi, Letnan Dua Pnb Fariana merupakan lulusan Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI Angkatan Udara (AU) 2007 Penggemar basket itu, tak pernah menyangka bakal menjadi penerbang perempuan helikopter pertama TNI AU. "Benar-benar tidak menyangka sama sekali, apalagi menjadi yang pertama," katanya, kepada ANTARA News di Jakarta, akhir pekan lalu. Perempuan kelahiran Pariaman Provinsi Sumatera Barat itu mengaku, sejak dulu ingin menjadi penerbang. Cita-citanya menjadi penerbang, begitu kuat, apalagi selama ini dia banyak mendengar kalau perempuan tidak bisa menjadi penerbang helikopter. "Kalau wanita yang menjadi pilot pesawat tempur kan sudah ada, meski di Indonesia belum ada. Tetapi saya banyak mendengar kalau perempuan tidak boleh menjadi penerbang helikopter. Dan itu salah satu yang memotivasi saya, dan saya bisa buktikan itu sekarang," ungkap gadis Cancer itu. Sejak berdiri pada 12 Agustus 1963, Wanita angkatan udara (WARA) tidak lagi sekadar bertugas di belakang meja sebagai staf administrasi, guru bahasa, dokter atau bidang hukum. Para srikandi udara itu kini telah banyak yang berkiprah sebagai teknisi, pengawas lalu lintas udara dan penerbang. Untuk penerbang, para srikandi udara itu mayoritas dipercaya memegang kemudi pesawat angkut ringan seperti CN-235 dan Cassa 212. Tentang impian lainnya, Fariana yang kini menjadi bagian dari Skadron 7 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Suryadharma, Subang, bercita-cita menjadi instruktur penerbang wanita pertama. "Selama ini, belum ada instruktur penerbang wanita di TNI- AU, Insya Allah saya ingin menjadi yang pertama juga," katanya, sambil tertawa renyah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007