kita memohon agar bangsa Indonesia jangan sampai dibawa berlarut-larut dalam kesusahan
Surabaya (ANTARA) - Umat Islam memperingati Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya kitab suci Al Quran, bertepatan dengan malam ke-17 bulan Ramadhan 1440 Hijirah di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Jawa TImur, Selasa (21/5) malam.

Kegiatan yang berlangsung hingga menjelang waktu sahur, Rabu dini hari itu, menghadirkan ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH Abdul Qoyyum Mansur sebagai pemberi tausiah atau penceramah.

Gus Qoyyum, sapaan akrabnya, berpesan agar umat Islam, dalam segala perilakunya selalu berpedoman pada nilai-nilai Al Quran.

"Semua manusia, khususnya umat Islam, setiap kali mengerjakan sesuatu, sebelum atau sesudahnya, harus berpikir sesuai dengan nilai-nilai Al Quran. Karena Al Quran adalah sumber hidayah," tuturnya.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Lasem, Rembang, itu memastikan, sebagai sumber hidayah, Al Quran tidak mungkin salah.

Peringatan malam Nuzulul Quran di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, yang turut dihadiri ulama kharismatik asal Malang, Jawa Timur, KH Abdullah Muchith itu, sekaligus memohon doa untuk kemaslahatan bangsa Indonesia.

Melihat kondisi dan situasi politik terakhir yang dirasa mencekam, usai pengumuman hasil rekapitulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, pendiri Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) ini mengajak segenap umat islam untuk memohon kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia diberi jalan keluar yang baik.

Salah satunya, dia mengatakan, umat Islam bisa memohon kepada Allah demi kemaslahatan bangsa Indonesia dengan cara memperbanyak dzikir.

"Mari kita kembalikan kepada Allah. Lewat tempat yang mulia ini, peninggalan Sunan Ampel, kita memohon agar bangsa Indonesia jangan sampai dibawa berlarut-larut dalam situasi kesusahan," katanya.

Lewat dzikir umat Islam bisa memohon supaya bangsa Indonesia segera dikendalikan oleh Allah SWT. Supaya bangsa Indonesia bisa maslahat dan makmur, sebagaimana amanat Undang-undang Dasar 1945, ujarnya. 


Baca juga: Presiden Jokowi : Al Quran tetap relevan di era "disruption"
Baca juga: Warga Mataram gelar tradisi "Maleman"

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019