Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Laksamana Pertama Budhi Suyitno mengatakan KM Subur Baru yang ditembaki KRI Celukan Bawang, Senin (24/12) malam, terindikasi membawa senjata selundupan dari mancanegara. "Ada beberapa kemungkinan memang, termasuk kemungkinan kapal itu membawa bahan peledak atau senjata selundupan," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, aparat TNI AL melakukan pengejaran terhadap KM Subur Baru disertai tembakan peringatan, ABK kapal berbobot 30 GT itu tampak membuang tiga kotak berwarna putih ke laut. Untuk memastikan isi kotak yang dibuang tersebut, tambah Budhi, pihaknya akan terus melakukan pencarian terhadap kotak tersebut dengan menyisir seluruh wilayah perairan pesisir barat Sumatera yakni dari Sabang hingga Dumai. "Kami mengakui, tidak mudah untuk menemukan kotak-kotak tersebut apalagi arus saat ini cukup deras dan ombak juga tinggi," katanya. Tetapi, upaya pencarian akan tetap dilakukan apalagi TNI AL rutin melakukan patroli di sepanjang pesisir barat Sumatera, ujar Budhi. Ia menambahkan, selama kotak itu belum ditemukan maka pemeriksaan terhadap tujuh awak KRI Celukan Bawang dan wajib lapor bagi 27 ABK KM Subur baru tetap dilakukan. "Ini bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi akurat mengenai insiden penembakan tersebut dari dua pihak, didukung barang bukti yang diduga menjadi salah bukti yang memperkuat apakah kapal melakukan pelanggaran hukum berupaa penyelundupan atau tidak," tutur Budhi. Seorang nelayan asal Medan, Sumatera Utara, tewas, dan tiga rekannya dalam kondisi kritis, akibat terkena tembakan petugas patroli TNI AL pada Senin (24/12) malam. Penembakan yang mengakibatkan Mahmud tewas terpaksa dilakukan karena KM Subur Baru menghindar ketika hendak diperiksa petugas TNI AL. Selain memeriksa tujuh orang awak KRI Celukan Bawang, pihak TNI AL juga menetapkan wajib lapor bagi 27 ABK KM Subur Baru mulai Kamis (27/12).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007