Kami mengimbau masyarakat yang berwisata di pantai agar tidak berenang, terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas
Cilacap (ANTARA) - Cuaca di wilayah Jawa Tengah bagian selatan pada Rabu (5/6) atau saat Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah diprakirakan cerah berawan, kata pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Rendi Krisnawan.

"Berdasarkan data yang kami terima dari Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Semarang, cuaca di wilayah Jateng selatan pada Rabu (5/6) pagi secara umum diprakirakan cerah berawan dengan suhu udara berkisar 23-25 derajat Celcius," katanya di Cilacap, Selasa.

Terkait dengan prakiraan cuaca di sejumlah lokasi Shalat Idul Fitri, dia mengatakan cuaca di sekitar Masjid Agung Darussalam Cilacap (Alun-Alun Cilacap, red.) dan sekitar Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo diprakirakan cerah berawan dengan suhu udara 25 derajat Celcius dan kecepatan angin 10 kilometer per jam.

Di Alun-Alun Purwokerto, kata dia, cuaca pada Rabu (5/6) pagi diprakirakan cerah berawan dengan kecepatan angin 10 kilometer per jam dan suhu udara 24 derajat Celcius.

Cuaca di Alun-Alun Banjarnegara saat Shalat Idul Fitri juga diprakirakan cerah berawan dengan suhu udara 23 derajat Celcius dan kecepatan angin 10 kilometer per jam.

"Bagi masyarakat yang hendak memanfaatkan libur Lebaran 2019 dengan berwisata di pantai selatan Jateng, kami mengimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi," kata Rendi.

Ia mengatakan berdasarkan pengamatan citra satelit, tinggi gelombang maksimum di perairan selatan Jateng hingga Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (5/6) hingga Kamis (6/6) berpotensi mencapai 3,5 meter.

Tinggi gelombang maksimum di wilayah Samudra Hindia selatan Jateng-DIY pada Rabu (5/6) hingga Kamis (6/6) berpeluang mencapai kisaran 3,5-4 meter.

"Kami mengimbau masyarakat yang berwisata di pantai agar tidak berenang, terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas, karena gelombang setinggi 3,5 meter dapat terjadi sewaktu-waktu," katanya.
 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019