Banjarmasin (ANTARA) - Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Yazid Fanani mengaku bersyukur karena situasi kamtibmas terjaga kondusif selama momen Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah seiring pelaksanaan Operasi Ketupat Intan 2019.

"Alhamdulilah situasi aman terkendali dari Ramadhan hingga memasuki Hari Raya dan usai Lebaran. Begitu juga arus mudik dan arus balik berjalan lancar tanpa ada kejadian menonjol. Hanya saja yang masih menjadi keprihatinan kita terjadinya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yazid di Banjarmasin, Kamis.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah sama-sama memelihara kondusifitas kamtibmas hingga situasi yang aman dan tentram dapat dirasakan buah manisnya.

Begitu juga terhadap petugas yang tergabung dalam operasi oepolisian terpusat Ketupat Intan 2019, Kapolda memberikan apresiasi atas dedikasi dan pengabdiannya bagi masyarakat untuk dapat berlebaran dengan nyaman.

"Insya Allah tugas yang dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas bernilai ibadah di mata Allah SWT," tutur jenderal polisi bintang dua itu.

Menandai berakhirnya operasi dalam rangka pengamanan dan pelayanan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, Polda Kalsel pun menggelar Apel Konsolidasi Operasi Ketupat 2019 di halaman Mapolda Kalsel.

Pada kesempatan itu, Kapolda mengecek kondisi personel, baik anggota Polri maupun TNI dan instansi lainnya yang menjadi peserta upacara. Dia memastikan semua dalam kondisi prima dan siap menjalankan tugas-tugas selanjutnya dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.

Sementara Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie yang mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerja keras serta pengabdian petugas gabungan dalam mengamankan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

"Arus mudik dan arus balik pun berjalan lancar berkat kesiapan anggota di lapangan, baik di jalur transportasi darat yang dikomando Polantas, jalur udara maupun jalur pelabuhan laut," katanya.

Turut hadir dalam apel konsolidasi sejumlah anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) seperti Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Mohammad Syech Ismed dan Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Wijayanto.

Kemudian anggota DPRD Kalsel Supian HK dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan Dr H Mirhan dan para tokoh lainnya serta pimpinan instansi terkait yang tergabung dalam Operasi Ketupat Intan.


Di sisi lain, angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selama arus mudik Lebaran tahun ini di Kalimantan Selatan mengalami kenaikan signifikan dibanding momen yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Kalsel, selama Operasi Ketupat Intan 2019 yang dilaksanakan 13 hari sejak 29 Mei hingga 10 Juni 2019, terjadi laka lantas 29 kasus dengan korban meninggal dunia 14 orang. Sementara pada 2018 hanya 13 kejadian laka lantas dengan menewaskan delapan orang.

Dirlantas Polda Kalsel Kombes Pol Muji Ediyanto menyatakan jajarannya sudah maksimal melakukan berbagai upaya guna menekan terjadinya laka lantas dan fatalitas akibat kecelakaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran.

Selain kegiatan preemtif melalui himbauan dan penyuluhan dengan beragam cara seperti pemasangan spanduk agar pengendara waspada di titik-titik rawan laka, Polantas juga meningkatkan upaya preventif dengan pengaturan, patroli, penjagaan dan pengawalan di jalur-jalur mudik sepanjang Jalan Ahmad Yani baik ke arah hulu sungai hingga perbatasan Kalsel-Kaltim serta ke arah pesisir Kabupaten Kotabaru maupun di Jalan Trans Kalimantan perbatasan dengan Kalimantan Tengah.

"Semoga ke depannya kita dapat terus menekan laka lantas yang diiringi kesadaran pengendara untuk mengutamakan keselamatan dengan mematuhi aturan berlalu lintas," kata Muji.

Untuk tindak pidana menonjol yang terjadi selama 13 hari Operasi Ketupat, Polda Kalsel menangani 19 kasus pencurian dengan pemberatan (curat), satu kasus pencurian dengan kekerasan (curas), dua kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) serta satu kasus penganiayaan berat (anirat).

Pewarta: Firman
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019