Jakarta (ANTARA News) - Sistem peringatan dini banjir harus terdapat di seluruh kali di ibukota agar warga dapat mengetahui bila daerahnya berpotensi untuk tergenang sehingga dapat memiliki waktu yang cukup untuk mengantisipasinya. "`Early Warning System` (sistem peringatan dini) seperti yang terdapat di Ciliwung seharusnya juga ada di setiap sungai yang muaranya terletak di Jakarta," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Rabu. Ia juga mengatakan agar letak titik pemantauan yang menjadi bagian dari sistem peringatan dini banjir tidak terlalu dekat dengan daerah pemukiman di ibukota tetapi terletak lebih ke daerah hulu. Hal tersebut, lanjutnya, agar warga bisa mendapat pemberitahuan lebih awal mengenai potensi banjir sehingga mereka juga memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap-siap mengungsi. Sebelumnya, Gubernur pada Senin (4/2) mengatakan, pihaknya akan segera membangun sistem peringatan dini banjir pada sejumlah sungai yang terletak di Jakarta bagian barat, yaitu Kali Krukut dan Kali Pesanggarahan. Fauzi menuturkan, sistem peringatan dini banjir kini baru terdapat di sejumlah titik di sepanjang sungai Ciliwung yang mendapat informasi apabila terjadi kenaikan air yang jumlahnya signifikan di Pintu Air Katulampa, Bogor. Untuk itu, lanjutnya, harus dibutuhkan koordinasi yang kuat antara lain dengan Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) yang dapat memberikan laporan terbaru mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan curah hujan di Jakarta. Sementara itu, berdasarkan data dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan Bencana dan Pengungsian (Satkorlak PBP) Provinsi DKI Jakarta yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu (6/2) siang, jumlah pengunsi di Jakarta Barat masih mencapai 4.032 orang yang terdapat di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres. Di wilayah Jakarta Utara, genangan air masih terdeteksi antara lain di Jalan Kapuk Kamal Raya (25-35 cm) dan di Jalan SMP 122 RW 03 Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan (30 - 40 cm).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008