Surabaya (ANTARA) - Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menyarankan tak ada penolakan terkait keputusan DPP PDI Perjuangan yang menunjuk Adi Sutarwijono sebagai ketua DPC Kota Surabaya.

"PDIP adalah partai dengan komando kuat dan sejauh yang saya tahu, tipikal DPP semakin dilawan maka semakin susah," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Baca juga: PDI Perjuangan Jatim pastikan kader patuh keputusan pusat

Sebelumnya, politikus Adi Sutarwijono atau akrab disapa Cak Awi dipercaya memimpin DPC PDIP Surabaya selama lima tahun ke depan menggantikan Whisnu Sakti Buana.

Keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri itu disampaikan melalui konfercab yang dihadiri dua ketua DPP PDIP, yakni Nusyirwan Sudjono dan Ribka Tjiptaning pada Minggu (7/7).

Dekan Fakultas Ilmu sosial dan ilmu budaya Universitas Trunojoyo Madura tersebut mengharapkan sifat politik yang selalu dinamis tidak harus disertai dengan reaksi berlebihan dan menjadi politikus harus mampu membaca situasi faktual secara jernih.

Menurut dia, jika terdapat respons tidak patuh terhadap keputusan DPP maka peluang Whisnu Sakti Buana yang digadang-gadang muncul sebagai calon wali kota Surabaya diusung PDIP menjadi kecil.

Nama WS, sapaan akrab Whisnu Sakti Buana, berdasarkan survei versi SSC yang dirilis Januari 2019 memang masih cukup kuat dengan elektabilitas mencapai 15,4 persen, meski masih jauh dari angka psikologis 50 persen.

Baca juga: Gus Hans : Whisnu pantas dapat dukungan PDIP maju Pilkada Surabaya

Posisinya sebagai wakil wali kota Surabaya mendampingi Tri Rismaharini selama dua periode juga menjadi modal pada pemilihan wali kota yang digelar September, 2020.

"Sehingga jalan yang paling elegan saat ini menerima keputusan ketua umum dengan legawa, lalu mencoba fokus persiapan Pilkada Surabaya," ucapnya.

Dengan tidak menolak keputusan Megawati, kata dia, maka mengurangi tensi politik dan mengeliminasi faksi-faksi di internal PDIP Surabaya sehingga seluruh kekuatan partai bisa fokus menatap Pilkada tahun depan.

Sementara itu, tentang keputusan pergantian ketua DPC, Surokim melihatnya sebagai bagian dari regenerasi sekaligus memberi ruang untuk WS fokus menghadapi 2020.

WS sudah tiga periode atau 15 tahun berada di jajaran pimpinan PDIP Surabaya, yaitu sebagai sekretaris selama periode 2005-2010 lalu menjabat orang nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih tersebut selama hampir 10 tahun atau dua periode.

"Bacaan saya, WS mungkin dianggap sudah tiga kali maka ada regenerasi kepemimpinan dan bisa jadi DPP sedang memberikan kesempatan ke beliau fokus di persiapan Pilkada," tuturnya.

Baca juga: Whisnu Sakti Buana berpeluang kembali pimpin PDIP Surabaya 2020-2025
Baca juga: Rekercab PDIP tetapkan Whisnu sebagai bakal calon wali kota Surabaya

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019