Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun berencana memanfaatkan lahan garapan milik desa (bengkok) untuk ditanami cabai dan tanaman selain padi yang memiliki daya saing tinggi guna menjaga stok di saat pasokan minim.

Wali Kota Madiun Maidi, Sabtu mengatakan petani di Kota Madiun akan diberikan stimulus untuk tidak hanya menanam padi, tetapi juga cabai ataupun bawang. Sebab, komoditas tersebut seringkali menyumbang inflasi karena stoknya dari sentra produksi terbatas.

"Stimulus itu diberikan dengan rencana menyewakan lahan bengkok dengan harga murah dan dengan syarat wajib ditanami selain padi," ujar Maidi di Madiun kepada wartawan.

Seperti saat ini, harga cabai di Kota Madiun dan sekitarnya sedang melambung tinggi. Yakni berkisar antara Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram untuk semua jenis cabai.

Kondisi itu terjadi karena pasokan dari sentra produksi sedang minim akibat petani gagal panen. Tanaman cabai banyak yang mati karena imbas dari musim kemarau. Adapun, cabai di Kota Madiun biasa dipasok dari wilayah Kediri dan Magetan.

Maidi menilai kondisi tersebut akan berbeda jika petani Kota Madiun dapat menanam sendiri komoditas cabai yang menjadi kebutuhannya. Paling tidak, dengan pemanfaatan lahan bengkok untuk menanam cabai dapat mengurangi tingkat ketergantungan pasokan dari daerah penghasil.

"Hal itu tentu saja akan berdampak pada ketersediaan barang, harga barang di pasaran, dan laju inflasi daerah," kata dia.

Selain itu, wali kota juga akan usul ke provinsi untuk memetakan daerah di Jawa Timur khususnya eks keresidenan Madiun agar memiliki produksi pertanian yang beragam dan tidak hanya padi.

Pihaknya meminta kepada OPD atau dinas terkait untuk segera merealisasikan perencanaan tersebut sehingga geliat perekonomian dan inflasi di Kota Madiun tetap terjaga.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun menyebutkan, Kota Madiun mengalami inflasi dengan laju 0,22 persen pada bulan Juni 2019. Sesuai catatan BPS, hal yang perlu diwaspadai untuk menyumbang laju inflasi pada bulan Juli adalah pengeluaran kebutuhan tahun ajaran baru sekolah dan kenaikan harga sejumlah komoditas.

Baca juga: Cabai impor "serbu" pasar tradisional di Kota Madiun
Baca juga: PUPR: rusunawa dengan "tanah bengkok" di Kota Magelang perlu dicontoh

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019