Era industri 4.0 menjadi tantangan baru yang dihadapi perkoperasian di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Mantan Wali Kota Rio de Janeiro (kota terbesar di Brasil), Eduardo Paes, pernah mengingatkan bahwa globalisasi telah menciptakan level interdependensi atau ketergantungan yang baru di antara sesama manusia.

Eduardo mencontohkan, kini suatu produk ekonomi tidak bisa dinyatakan dalam batas-batas politik suatu negara, seperti komputer yang dipesan di Brasil bisa saja dirancang di Amerika Serikat dan dirakit di berbagai negara lainnya.

Dengan demikian, lanjutnya, maka integrasi ekonomi juga merupakan suatu pertanda dan bukti nyata pertama dari era baru ini.

Fenomena integrasi ekonomi yang kian melekat dan menghapus berbagai batasan ini mau tidak mau juga harus diadaptasikan oleh berbagai jenis perekonomian, termasuk koperasi yang kerap disebut sebagai Soko Guru Perekonomian.

Dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-72 pada 12 Juli 2019 lalu, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktifitas dan Daya Saing Kemenkop dan UKM Herustiati menyatakan, koperasi harus bisa melakukan reformasi total baik dalam cara pandang maupun ketatakelolaan usaha mereka.

Herustiati dalam keterangannya saat menjadi inspektur upacara menyatakan bahwa tantangan baru yang dihadapi oleh dunia perkoperasian saat ini tidak hanya sekedar mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi semata.

Namun, lanjutnya, hal tersebut juga menyangkut persoalan pola pikir atau paradigma dan juga perubahan dalam sistem tata kelola.

Dalam konteks itu, ujar dia, maka koperasi harus melakukan reformasi total terhadap sistem kepranataan yang sudah berjalan selama ini.

Menurut Herustiati, reformasi total yang telah dijalankan dalam rentang waktu lima tahun terakhir pada dasarnya mendorong koperasi untuk dapat beradaptasi dan bertransformasi dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berjalan dinamis.

Untuk itu, ujar dia, koperasi disiapkan mempunyai kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk menata organisasi dan strategi bisnisnya.

Dalam rangka mengimplementasikan strategi bisnis tersebut, lanjutnya, pemerintah berharap kepada koperasi untuk selalu memanfaatkan teknologi digital dengan menggunakan platform e-commerce aplikasi ritel daring dan pengembangan aplikasi-aplikasi bisnis lainnya.

Dengan demikian, lanjutnya, maka gerakan koperasi mampu merangkul generasi millenial, yang saat ini jumlah mereka telah mencapai sepertiga dari penduduk Indonesia.

Dalam kemeriahan Hari Koperasi Nasional ke-72 di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM ditandai adanya selebrasi baliho besar dengan ukuran 10 x 5 meter berlogo Harkopnas ke - 72 yang dibawa oleh para peserta pada upacara Harkopnas di lapangan Kantor Kemenkop dan UKM.

Dengan adanya aktivitas selebrasi masal itu, ujar dia, maka memberikan makna bahwa di setiap Harkopnas di Kemenkop dan UKM selalu memiliki nilai kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan.


Koperasi berprestasi
Peringatan Hari Koperasi Nasional pada tahun ini dipusatkan di Purwokerto, Jawa Tengah, di mana Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga juga memberikan penghargaan Koperasi Berprestasi dan Jasa Bakti Koperasi kepada sejumlah kepala daerah, tokoh penggerak koperasi dan pengurus koperasi.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apreasiasi pemerintah terhadap insan koperasi di Tanah Air, sekaligus memberikan motivasi bagi koperasi untuk berkarya lebih baik.

Pemerintah menilai koperasi di tanah air telah mengalami banyak perkembangan dan memberikan kesejahteraan bagi anggotanya, sehingga diharapkan koperasi di Indonesia semakin maju dan setara koperasi dunia.

Secara khusus, Menteri Puspayoga memberikan penghargaan kepada Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) atas capaiannya masuk dalam jajaran koperasi besar dunia. Dalam laporan tahunan yang baru dirilis World Cooperative Monitor tahun 2018, Kisel menduduki peringkat 94 dunia dari 300 koperasi besar dunia dan peringkat pertama untuk kategori jasa lainnya.

Pemberian penghargaan bagi Koperasi Berprestasi melalui tiga aspek penilaian yakni aspek kelembagaan, usaha dan keuangan.

Setelah melalui penilaian, koperasi yang masuk Kategori Berprestasi terdiri dari 20 koperasi konsumen, 10 koperasi produsen, 12 koperasi simpan pinjam, dua koperasi pemasaran dan enam koperasi jasa.

Khusus mengenai tanda penghargaan Jasa Bakti Koperasi, diberikan kepada pihak yang berperan aktif dalam mensukseskan pembinaan dan pengembangan koperasi dan UKM di wilayah kerjanya sehingga menjadi contoh bagi masyarakat lain. Penghargaan atau Jasa Bakti Koperasi dan UKM diberikan kepada bupati/walikota, kepala dinas, pengurus koperasi dan tokoh masyarakat.

Bupati penerima penghargaan adalah Bangka Tengah, Bupati Bulukumba, Lombok Barat, Tana Toraja, Semarang, Purworejo, Penukal Abab Pematang Ilir, Tanjung Jabung Barat, Pekalongan, Grobogan, Luwu Timur dan Subang serta Wakil Bupati Demak.

Adapun walikota penerima penghargaan adalah dari Tanjung Balai, Salatiga, Madiun, Palopo, Demak, dan Wakil Walikota Banjar Baru.

Kemenkop dan UKM juga memberikan penghargaan Jasa Bakti Koperasi bagi pemda yang memiliki nomenklatur tunggal dinas koperasi dan UKM, yakni Kabupaten Bandung, Kota Sorong dan Kota Bogor.

Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan mengatakan pembentukan nomenklatur tunggal agar pengembangan koperasi dan UKM baik dalam pembinaan dan anggaran lebih fokus. Melalui nomenklatur tunggal, Gungun berharap Kabupaten Bandung mempercepat pertumbuhan koperasi dan UKM sehingga ekonomi kerakyatan makin meningkat.

Menanggapi pemberian penghargaan tersebut, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan kunci utama strategi pengembangan koperasi dan UKM adalah dengan kebersamaan dan gotong royong.

Wakil Walikota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Darmawan Jaya Setiawan, menyatakan berterima kasih atas penghargaan ini dan menegaskan sudah menjadi komitmennya, memajukan koperasi dan UKM di daerahnya.

Menurut dia, pimpinan daerah, berkewajiban mendorong dinas-dinas yang ada, khususnya dinas koperasi untuk terus berprestasi dalam arti membina koperasi yang terbaik, koperasi yang sehat mampu menyejahterakan anggotanya.


Kawasan Tugu Koperasi
Selain itu, dalam acara peringatan tersebut juga diluncurkan pembangunan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi yang terletak di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang segera akan dimulai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama pada Desember 2019 dan dijadwalkan selesai 2021.

Ketua Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia Iwan Setiawan menegaskan, Kawasan Bisnis Tugu Koperasi tidak hanya untuk nilai komersial, juga ada idealisme dan gotong royong.

Ia memaparkan, pembangunannya diperkirakan menelan dana Rp200 miliar yang dihimpun dari partisipasi koperasi. Untuk itu, akan dibentuk Koperasi sekunder dengan nama Koperasi Perisai Karya Anak Bangsa.

Dengan mekanisme tersebut, koperasi-koperasi diajak bergabung sebagai anggota dengan partisipasi simpanan pokok Rp 10 juta dan simpanan wajib Rp 25 juta.

Diperkirakan return on investment (RoI) sebesar 13-14 persen dengan mencapai Break Even Point (BEP) pada tahun ke delapan.

Iwan Setiawan mengatakan gagasan pembangunan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi muncul setelah pertemuan dengan Menteri Puspayoga yang mengajak Forkom Koperasi Besar Indonesia melakukan gebrakan monumental menandai kebangkitan gerakan koperasi di Tanah Air.

"Menteri juga mengundang kami melihat langsung Tugu Koperasi di Tasikmalaya yang ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Aset koperasi tidak terpelihara padahal di tempat itu Kongres Pertama yang dihadiri oleh 500 patriot koperasi," kata Iwan yang juga Ketua Pengawas Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Bersama.

Iwan menegaskan Kawasan Tugu Koperasi kelak menjadi wajah baru yang menunjukkan citra koperasi Indonesia yang hebat dan maju.

Selain itu, ujar dia, di atas lahan seluas hampir satu hektare tersebut akan dibangun hotel bintang empat dan kawasan bisnis yang diantaranya diperuntukkan bagi pusat UKM Tasikmalaya.

Baca juga: Merugikan pedagang pasar, koperasi didorong tekan praktik rentenir

Adaptasi Industri 4.0
Bagaimana halnya dengan era Industri 4.0 yang lazim disematkan dengan derasnya arus digitalisasi yang kerap didengung-dengungkan oleh berbagai pejabat pemerintahan pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi?

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan meyakini bahwa koperasi harus mampu beradaptasi dengan era Industri 4.0 yang membuat koperasi mesti bertransformasi dengan membangun karakter kreatif dan inovatif sesuai perubahan zaman.

Menurut dia, era industri 4.0 menjadi tantangan baru yang dihadapi perkoperasian di Indonesia.

Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan adanya perubahan gaya hidup generasi milenial yang begitu cepat dan tidak menentu akibat perkembangan teknologi informasi, robotik, artifical inteligence, dan komunikasi yang pesat.

Upaya Kemenkop dalam mendorong koperasi menghadapi era industri 4.0, yakni melalui reformasi total koperasi meliputi reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan koperasi.

Kebijakan ini diharapkan akan mendorong koperasi semakin tumbuh berkembang. Langkah ini telah menandai ada perbaikan dalam kualitas koperasi.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid mengatakan di tengah dinamika ekonomi digital saat ini, generasi milenial koperasi langsung bergerak cepat sehingga banyak koperasi sudah menerapkan sistem digital, baik untuk pembukuan, transaksi, promosi produk, bahkan sudah ada koperasi yang melakukan rapat anggota secara online.

Nurdin menjelaskan bahwa koperasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat bangsa saat ini, di mana dampak keberadaan koperasi sangat luas dan tidak sederhana.

Dengan adanya adaptasi koperasi terhadap gerakan globalisasi dan derasnya digitalisasi pada era industri 4.0 ini, maka koperasi juga akan bisa terus optimistis untuk menjadi simbol perjuangan perekonomian rakyat Indonesia.

Baca juga: Mengembangan koperasi syariah di Pulau Garam
Baca juga: Pentingnya penguasaan Teknologi Informasi bagi koperasi masa kini


 

Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019