Jakarta (ANTARA) - Aplikasi bertajuk "Siaga Bencana Jakarta" (Sibaja) telah diluncurkan oleh Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia (YKRI) bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta di Senen, Jakarta Pusat, Kamis.

Tim Konsep dan Supervisi "Sibaja", Willy Asianto mengatakan aplikasi ini dibuat sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ibu kota agar peduli dan siap ketika bencana terjadi, terutamakebakaran yang akhir-akhir ini sering terjadi di Jakarta.

Baca juga: BPBD DKI: potensi kebakaran saat kemarau tinggi

"Lebih untuk meningkatkan kesadaran terhadap potensi bencana dan langkah antisipatifnya. Nanti juga ada peta yang memperlihatkan area-area bencana dan menjadi sarana edukasi juga," kata Willy usai peluncuran aplikasi tersebut.

Fokus utama dari peringatan dini di aplikasi ini, lanjut dia, adalah untuk bencana kebakaran, dan saat ini masih mencakup area Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang cukup rawan akan bencana kebakaran di Jakarta.

Baca juga: BPBD DKI nilai kesadaran tanggap bencana masyarakat meningkat

"Setelah berjalan, kebakaran di Jakarta ini masih tinggi, terutama di Tambora yang tempatnya padat penduduk dan ada banyak usaha garmen dan toko-toko," kata Willy melanjutkan.

Selain itu, aplikasi ini nantinya juga akan dibuat lebih interaktif dan dekat dengan penggunanya. Seperti adanya fitur notifikasi, tips and trick, dan diharapkan mampu memperluas cakupannya di seluruh kawasan di ibu kota.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyambut baik aplikasi ini untuk dikenalkan kepada masyarakat. Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta, Embay Suhaimi bahkan mendorong inovator-inovator seperti ini untuk bersinergi dengan BPBD dan pemerintah.

"Kalau punya inovasi tentang kebencanaan, silahkan datang ke BPBD. Kami memiliki data seperti masalah peta banjir, peta rawan kebakaran, dan lainnya. Jadi disinkronisasikan menjadi satu aplikasi untuk keperluan masyarakat kita," kata Embay.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019