Jakarta (ANTARA) - Panitia Lebaran Betawi ke-12 menyebutkan pergelaran budaya yang berlangsung di lapangan silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, baru dibuka secara resmi pada Sabtu, 20 Juli 2019.

"Agenda malam ini istilahnya Malam Mangkat, sebuah tradisi Betawi ketika akan hajat besar, seperti mau kawinan. Minta pertolongan Allah SWT agar selesai baik, sejuk," kata Ketua Panitia Lebaran Betawi 2019 M Rifqi di Jakarta, Jumat malam.

Hal tersebut disampaikan sosok yang akrab disapa Eki Pitung itu di sela Malam Mangkat yang menjadi rangkaian pergelaran Lebaran Betawi di lapangan silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta.

Malam Mangkat dihadiri oleh para tokoh, ulama, dan pengurus Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, di antaranya Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah dan mantan Wakil DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung.

Eki menjelaskan Malam Mangkat sebenarnya bukan pembukaan, melainkan rangkaian dari pergelaran Lebaran Betawi, yakni awalan untuk meminta doa kepada Tuhan.

"Malem angkat sebenarnya bukan pembukaan, tetapi bagian dari rangkaian acara, minta doa," katanya.

Intinya, kata dia, Lebaran Betawi yang berlangsung 19-21 Juli 2019 menyajikan segala macam budaya dan nilai Betawi, mulai kuliner, tradisi dan keseniannya.

"Banyak yang bisa disajikan pada masyarakat Jakarta, termasuk wisatawan. Segala macam urusan kebetawian, dari kulinernye, tradisi keseniannye, maupun apapun sifatnya tradisi Betawi," katanya.

Baca juga: Panitia Lebaran Betawi ajak masyarakat lupakan perbedaan politik
Baca juga: Rumah kebaya jadi "spot" favorit berfoto pada Lebaran Betawi
Baca juga: Belum resmi dibuka, warga sudah padati Lebaran Betawi


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun ini kembali menyelenggarakan Lebaran Betawi bekerjasama dengan Bamus Betawi.

Lebaran Betawi merupakan acara tahunan sebagai ajang silaturahmi antarwarga Jakarta yang kental dengan nuansa Betawi setelah Lebaran Idul Fitri.

Hari pertama diisi dengan pembacaan doa hingga Shohibul Hikayat yang dimulai pukul 19.00 WIB. Lalu, pada hari kedua, akan dimulai dari pukul 08.00 WIB pagi yang dimeriahkan oleh sejumlah pertunjukan khas Betawi, seperti Tanjidor, Gambus, Marawis, Palang Pintu, Tarian Betawi, Atraksi Silat Betawi, Gambang Kromong hingga Lenong.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan akan hadir pada hari ketiga penyelenggaraan untuk mengikuti Prosesi Hantaran yang merupakan tradisi mengantarkan makanan dan minuman kepada yang dituakan.

Prosesi Hantaran dilakukan oleh para wali kota dan bupati kepada gubernur. Selain itu, Anies juga akan memberikan penghargaan kepada dua ulama Betawi, dua seniman Betawi, dan dua guru Silat Betawi.

Gelaran hari ketiga ini turut dimeriahkan dengan acara puncak, yaitu Sorendo-rendo Karnaval Budaya Nusantara oleh perwakilan dari lima wilayah Kota Administrasi dan 1 (satu) Kabupaten Kota Administrasi.

Sorendo-rendo merupakan parade defile dengan peserta berjumlah sekitar 2000 orang yang memakai baju adat khas Nusantara dengan berjalan kaki mulai dari Balai Kota Jakarta, berputar di Bundaran Air Mancur Arjuna Wiwaha, kemudian masuk ke Pintu Barat Daya Monas (Pintu Patung Thamrin).

Pada hari terakhir, Lebaran Betawi masih akan dimeriahkan dengan Tarian Garapan, Silat Kolosal, Samrah Betawi, Qosidah dan Band Betawi.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019