Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami
Jakarta (ANTARA) - Aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia menyebabkan gempa tektonik bermagnitudo 4,9 mengguncang sebagian besar wilayah Bali, Jawa Timur, hingga Lombok pada Rabu, pukul 08.29 WIB

"Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa ini berkekuatan M 4,9 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M 4,6," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 114,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km barat daya Jembrana, Bali, pada kedalaman 71 kilometer.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi kerak bumi dengan mekanisme pergerakan kombinasi naik-mendatar (oblique thrust fault).

Guncangan gempa dilaporkan dirasakan di daerah Kuta (Bali) dalam skala intensitas IV MMI, Denpasar, Banyuwangi, dan Jember III MMI, Gianyar, Tabanan, dan Lombok Utara II MMI.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.

Beberapa warga di Kuta dan Badung, Bali, dan selatan Banyuwangi sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik dengan guncangan gempa yang terjadi dengan tiba-tiba.

Hasil monitor BMKG hingga pukul 9.30 WIB belum terjadi aktivitas gempa susulan, untuk itu masyarakat diimbau agar tetap tenang.

Baca juga: BMKG imbau masyarakat tak resah pada isu gempa bumi dahsyat
Baca juga: Penerbangan Bandara Ngurah Rai normal pascagempa Bali

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019