Surabaya (ANTARA) - Pembangunan wisata Kebun Anggrek di eks lokalisasi Moroseneng di Jalan Sememi Jaya II, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, Jawa Timur saat ini memasuki tahap akhir dan rencananya akan dibuka dan diresmikan pada bulan Agustus 2019.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Senin, mengatakan selain Wisata Kebun Anggrek, pihaknya juga telah membuka tempat budidaya Anggrek (Green House) dan laboratorium budidaya tanaman anggrek dan pengolahan jamur di eks lokalisasi Sememi.

"Pemberdayaan masyarakat di kawasan eks lokalisasi, menjadi salah satu komitmen yang terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya selama ini," katanya.

Risma berharap, pembangunan wisata Kebun Anggrek itu dapat menjadi salah satu akses ekonomi warga sekitar. Nantinya, lanjut Risma, warga di rumahnya masing-masing bisa menjual anggrek, krispi jamur.

"Nanti kita ajarkan itu, supaya mereka mendapatkan akses ekonomi," katanya.

Selain itu, kata dia, warga juga akan dibantu untuk bibit tanaman Anggrek sehingga diharapkan ke depan warga sekitar bisa melakukan budidaya tanaman anggrek di rumah masing-masing.

"Jadi kami hanya membuat kebunnya (budidaya), kemudian warga yang menjual anggreknya, sambil nanti mereka kita latih supaya ke depannya mereka bisa sendiri," katanya.

Saat ini, lanjut dia, terdapat sejumlah spesies anggrek yang ada di tempat budidaya tanaman tersebut, seperti anggrek bulan (palaenopsis), vanda, dan dendobrium.

Selain kebun anggrek, Risma mengaku di tempat itu juga telah terbangun fasilitas laboratorium yang khusus untuk penelitian tanaman anggrek. Di laboratorium itu, Pemkot Surabaya juga menciptakan corak baru yang unik, hasil persilangan berbagai spesies anggrek.

"Kita juga silang-silangkan itu (anggrek), jadi nanti supaya jenisnya bisa kaya lagi," katanya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyampaikan, untuk progres selanjutnya pihaknya sedang menyiapkan lahan seluas 1,5 hektare untuk Wisata Kebun Anggrek. Lokasinya, berdekatan dengan tempat budidaya anggrek (Green House).

Ia berharap wisata kebun anggrek itu nantinya dapat menarik wisatawan untuk datang. Ia optimistis pembangunan wisata anggrek berdampak pada meningkatnya ekonomi warga sekitar. "Nanti itu yang sedang diurug (lokasi wisata) yang 1,5 hektare," katanya.

Wali Kota Risma mengatakan dipilihnya anggrek untuk budidaya tanaman, karena sebelumnya pihaknya telah melakukaan ujicoba penanaman di tengah kota, dan hasilnya pun tumbuh dengan baik.

Selain karena indikator udara Surabaya yang bagus, teknik penanaman anggrek juga menjadi salah satu strategi Wali Kota Risma agar tanaman itu bisa tumbuh dengan cepat. "Karena setelah saya mencoba di tengah kota kemudian balai kota, ternyata itu bisa tumbuh baik di Surabaya," ujarnya.

Keseriusan Pemkot Surabaya untuk mensejahterahkan warga di eks Lokalisasi Sememi, tak hanya sampai di situ. Selain budidaya tanaman anggrek melalui Green House, di tempat yang sama juga terdapat lokasi untuk pengolahan jamur. Budidaya jamur dipilih karena lebih mudah, terlebih nilai ekonomisnya juga tinggi.

"Nanti (olahan jamur krispi) bisa dijual di sekolah-sekolah, yang jual nanti warga, mereka sudah kita ajari untuk setelah panennya, cuman kan ini produknya belum begitu banyak, nanti kalau sudah banyak mereka bisa memproduksi," katanya.

Baca juga: Di eks-lokalisasi Dolly-Surabaya bakal dibangun wisata kebun anggrek

Baca juga: Risma motivasi warga eks lokalisasi Moroseneng


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019