Jakarta (ANTARA) - Pupuk kompos dari sampah organik yang diproduksi oleh tempat pembuangan sampah (TPS) Reuse Reduce and Recycle (3R) perkampungan industri kecil (PIK), Penggilingan, Cakung Jakarta Timur segera uji mutu oleh suku dinas lingkungan hidup setempat.

"Segera diuji mutunya karena kita ingin menghasilkan pupuk yang berkualitas untuk digunakan masyarakat," kata Kepala Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Kecamatan Cakung, Sigit Pamungkas di Jakarta, Kamis.

Hingga kini ia mengakui pupuk kompos yang telah dihasilkan TPS 3R tersebut belum diketahui mutu atau standar minimumnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengujian kualitas.

Baca juga: Pasar Kramat Jati Cililitan olah sampah organik jadi pupuk kompos

Ia mengatakan saat ini TPS 3R sudah mampu menghasilkan hingga 608 kilogram pupuk kompos selama satu bulan. Hasil produksi tersebut dibagikan ke dinas pertamanan dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Kecamatan Cakung.

Awalnya, kata dia, produksi pupuk kompos tersebut dilandasi target 20 persen Kecamatan Cakung untuk mengurangi sampah yang dikirim setiap harinya ke Bantargebang.

Baca juga: Tempat Pengolahan Sampah 3R PIK produksi 608 kilogram pupuk kompos

TPS 3R tersebut tidak hanya dijadikan tempat pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, namun juga sebagai ruang edukasi bagi pelajar dan masyarakat secara umum untuk mengetahui proses pembuatan.

Senada dengan itu, pengawas TPS 3R PIK Daniel mengatakan bahan baku pupuk kompos berupa sayur-sayur busuk yang dikumpulkan petugas dari berbagai pasar yaitu Pasar Klender SS, Pasar Cakung, Pasar Simpang dan Pasar Ujung Menteng.

"Kita mengumpulkan sayur-sayuran yang sudah busuk dan dibuang pedagang, kemudian diolah sekitar satu bulan dengan proses pembusukan," kata dia.

Terkait proses pembuatan hingga menghasilkan 608 kilogram pupuk kompos tersebut, ia menyebutkan bahwa TPS 3R PIK membutuhkan sekitar 1.500 kilogram sampah organik.

"Jadi 1.500 kilogram sampah organik itu hanya bisa menghasilkan setengah saja," katanya.

Selain itu, ia menjelaskan sampah organik yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian digiling mengunakan mesin pencacah. Selanjutnya, sampah itu dijemur dan dicampurkan dengan serbuk gergaji untuk menghilangkan bau tidak sedap.

Seterusnya, ujar dia, sayuran yang telah digiling dan dijemur diberi campuran effective microorganism 4 (EM4) untuk mempercepat proses pembusukan.

"Kemudian dimasukkan ke dalam tong dan diaduk, airnya kita buang hingga tersisa hanya serat atau kompos," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019