Badan lemas terus-menerus? Waspadai kondisi kesehatan ini!

Badan lemas terus-menerus? Waspadai kondisi kesehatan ini!

Badan lemas bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, terlebih jika merasa lemas dan letih sepanjang hari, bahkan setelah tidur yang cukup.

Jakarta (ANTARA) - Badan lemas bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, terlebih jika Anda merasa lemas dan letih sepanjang hari, bahkan setelah tidur yang cukup.

Mengapa Badan Bisa Merasa Lemas?
Tubuh kita adalah mesin yang kompleks. Ketika ada gangguan pada salah satu bagiannya, fungsi tubuh secara keseluruhan bisa terpengaruh, termasuk tingkat energi kita.

Dikutip dari beragam sumber, salah satunya pafihalmaheraselatan.org, berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan badan lemas antara lain:

1. Kurang Istirahat
Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memulihkan diri dan memperbaiki jaringan yang rusak. Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat mengganggu proses regenerasi sel, sehingga kita merasa lelah dan lesu pada keesokan harinya. Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme, yang pada akhirnya dapat memperparah kondisi kelelahan.

Gangguan tidur seperti insomnia, apnea tidur, atau restless leg syndrome dapat menjadi penyebab utama kurang istirahat. Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu siklus tidur alami dan membuat kita sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak.

2. Kurang Nutrisi
Makanan adalah sumber energi bagi tubuh. Kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12, zat besi, dan vitamin D dapat menyebabkan anemia, yang merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat, sehingga menyebabkan kelelahan dan sesak napas.

Selain anemia, kekurangan nutrisi lainnya juga dapat menyebabkan kelelahan. Misalnya, kekurangan vitamin B12 dapat mengganggu fungsi saraf dan menyebabkan kelelahan yang parah. Sedangkan kekurangan vitamin D dapat memengaruhi penyerapan kalsium dan fosfor, yang penting untuk kesehatan tulang dan otot.

3. Dehidrasi
Air adalah komponen utama dalam tubuh dan berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk mengatur suhu tubuh, mengangkut nutrisi, dan membuang limbah. Ketika tubuh kekurangan cairan, keseimbangan elektrolit terganggu, yang dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan sakit kepala.

Dehidrasi ringan seringkali tidak disadari dan dapat menyebabkan kelelahan yang signifikan. Kebiasaan buruk seperti jarang minum air putih, terlalu banyak mengonsumsi kafein atau alkohol, serta cuaca panas dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

4. Stres
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan. Namun, stres yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu pelepasan hormon kortisol yang dapat mengganggu tidur dan meningkatkan peradangan. Peradangan kronis ini dapat menyebabkan kelelahan dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Stres juga dapat memengaruhi pola makan dan kebiasaan olahraga, yang pada akhirnya dapat memperparah kondisi kelelahan. Selain itu, stres juga dapat memicu atau memperburuk kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, yang keduanya dapat menyebabkan kelelahan yang parah.

5. Kondisi Medis
Beberapa penyakit, seperti diabetes, penyakit tiroid, penyakit jantung, dan gangguan ginjal dapat menyebabkan kelelahan sebagai salah satu gejalanya.

Kondisi Kesehatan yang Sering Menyebabkan Badan Lemas
Selain faktor-faktor di atas, beberapa kondisi kesehatan yang sering dikaitkan dengan kelelahan kronis antara lain:

1. Anemia
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal. Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika jumlahnya berkurang, maka pasokan oksigen ke jaringan tubuh juga berkurang. Akibatnya, tubuh akan merasa lelah, lemah, dan mudah pusing.

Beberapa jenis anemia yang sering terjadi adalah anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa (kekurangan vitamin B12), dan anemia aplastik (sumsum tulang tidak mampu menghasilkan sel darah merah). Selain lemas, gejala anemia lainnya meliputi kulit pucat, sesak napas, jantung berdebar, dan mudah merasa dingin.

2. Depresi
Depresi lebih dari sekadar perasaan sedih. Ini adalah gangguan suasana hati yang serius yang dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Salah satu gejala umum depresi adalah kelelahan yang ekstrem, bahkan setelah beristirahat.

Selain kelelahan, gejala depresi lainnya meliputi kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, perubahan nafsu makan, kesulitan tidur atau terlalu banyak tidur, perasaan tidak berharga atau bersalah, dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

3. Fibromyalgia
Fibromyalgia adalah gangguan kronis yang ditandai dengan nyeri otot dan sendi yang meluas, kelelahan, dan masalah tidur. Penyebab pasti fibromyalgia belum diketahui, tetapi diduga melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal.

Selain nyeri dan kelelahan, gejala fibromyalgia lainnya meliputi gangguan tidur, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan sensitivitas terhadap cahaya, suara, atau sentuhan.

4. Sindrom Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue Syndrome)
Sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah gangguan kompleks yang ditandai dengan kelelahan ekstrem yang tidak membaik dengan istirahat. Kelelahan ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Selain kelelahan, gejala CFS lainnya meliputi nyeri otot, nyeri sendi, sakit tenggorokan, pembengkaman kelenjar getah bening, sakit kepala, dan gangguan konsentrasi. Penyebab pasti CFS belum diketahui, tetapi diduga melibatkan kombinasi faktor fisik, imun, dan psikologis.

Pencegahan dan Pengobatan
Kelelahan yang berkepanjangan dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Meskipun penyebabnya beragam, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.

1. Istirahat yang Cukup
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk memulihkan energi tubuh. Usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam. Buatlah jadwal tidur yang teratur dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, gelap, tenang, dan sejuk. Hindari paparan cahaya biru dari gadget sebelum tidur, karena dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.

Selain tidur malam yang cukup, istirahat singkat selama siang hari juga dapat membantu meningkatkan energi. Pastikan Anda bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan, untuk menjaga ritme sirkadian tubuh.

2. Makan Makanan Bergizi
Makanan yang kita konsumsi adalah sumber energi utama tubuh. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang seimbang, kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman manis yang tinggi gula.

Beberapa nutrisi penting yang dapat membantu mengatasi kelelahan adalah zat besi, vitamin B12, vitamin D, dan magnesium. Anda bisa mendapatkan nutrisi-nutrisi ini dari makanan atau suplemen.

3. Minum Air Putih yang Cukup
Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan sakit kepala. Pastikan Anda minum air putih yang cukup sepanjang hari. Kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada aktivitas fisik, iklim, dan kondisi kesehatan.

Selain air putih, Anda juga bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak air, seperti semangka, melon, dan mentimun.

4. Kelola Stres
Stres yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kelelahan. Untuk mengelola stres, Anda bisa mencoba berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam. Selain itu, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati, seperti membaca, mendengarkan musik, atau berjalan-jalan di alam.

5. Berolahraga Secara Teratur
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat otot, dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Pilihlah jenis olahraga yang Anda sukai dan lakukan secara bertahap untuk menghindari cedera.

6. Konsumsi Suplemen (Jika Diperlukan)
Jika Anda mengalami kekurangan nutrisi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan suplemen. Namun, jangan sembarangan mengonsumsi suplemen tanpa anjuran dokter, karena dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024