Ambon (ANTARA) Kepala BPOM RI Taruna Ikrar hadir di Timur Indonesia melalui rangkaian #BPOMMenyapa Maluku. Kehadiran perdana Taruna Ikrar di Maluku ini dalam rangka pelaksanaan kegiatan Indonesia sentris dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan serta pengawasan obat dan makanan.
Kami hadir di Maluku untuk memberikan pendampingan karena Maluku memiliki potensi kearifan lokal yang mendunia seperti cengkeh, pala, tuna, dan sebagainya sehingga perlu dieksplor lebih banyak untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, OBA, kosmetika, dan pangan, terang Taruna Ikrar.
Kepulauan Maluku dipilih karena merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan alam berlimpah dan berpotensi besar sebagai bahan baku produk obat bahan alam, kosmetik, dan pangan oleh usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Produk lokal Maluku yang terkenal di antaranya berbahan dasar kayu putih, kulit manggis, dan sagu.
Di sisi lain, indeks kesadaran masyarakat (IKM) Maluku masih di bawah indeks nasional. Kepala BPOM Taruna Ikrar merinci data-data IKM terhadap obat dan makanan di Maluku yaitu sebesar 71,02 dengan kategori cukup baik. Angka ini masih di bawah indeks nasional (84,67) dan merupakan 3 provinsi dengan IKM terendah. Untuk itu, BPOM hadir guna memberikan pemberdayaan masyarakat dan pendampingan bagi pelaku UMKM dalam pengembangan produk unggulan daerah seperti yang ada di Maluku.
Kegiatan #BPOMMenyapa Maluku diawali dengan #BPOMMenyapaPelajar. Kepala BPOM berkesempatan mendatangi SMAN 6 Ambon untuk mengedukasi pelajar menjadi generasi sehat yang sadar obat dan makanan aman. Literasi ini penting untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang termasuk kesehatan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo. Ini juga sejalan dengan Misi BPOM yakni membangun SDM unggul di bidang obat dan makanan bersama seluruh komponen bangsa.