Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah telah mengupayakan agar dapat mengatasi dampak puso atau "gagal panen" yang berpotensi terjadi akibat kekeringan yang melanda di berbagai daerah di Indonesia yang setiap tahun kerap berulang.

"Puso terjadi di banyak daerah karena terjadi kekeringan dan ini berulang setiap tahun," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin.

Pemerintah akan mengupayakan agar dampak puso di berbagai lahan panen tersebut tidak lebih buruk dari dampak puso di tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah juga telah belajar banyak dari peristiwa terkait kedelai yang harganya meningkat antara lain karena ada faktor eksternal yaitu kemarau panjang yang menimpa sejumlah negara produsen kacang kedelai seperti Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana diberitakan, sejumlah daerah di Tanah Air, khususnya di provinsi-provinsi yang memiliki banyak lahan pertanian, berpotensi puso karena dampak dari kemarau tersebut.

Seperti di Sumatra Selatan dikabarkan seluas 400 hektare lebih tanaman padi terancam kekeringan dan untuk mencegahnya dilakukan pompanisasi supaya tidak mengalami puso.

"Seluas 400 hektare itu baru terkena kekeringan dan sudah diantisipasi," kata Kabid Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Ilfantria.

Menurut Ilfantria, lahan tanaman padi yang terkena kekeringan seperti di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Lahat dan Pagaralam itu telah diantisipasi melalui pompa yang sudah ada di daerah masing-masing.

Sedangkan Dinas Pertanian Jawa Barat menyatakan luas lahan pertanian di Provinsi Jabar yang dinyatakan puso akibat kekeringan dari Januari-Juli 2012 mencapai 2.345 hektare.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jabar Uneef Primadi menjelaskan, adapun wilayah yang mengalami luas kekeringan puso di Jawa Barat terbesar adalah Kabupaten Sukabumi dengan luas lahan pertanian yang terkena puso mencapai 988 hektare.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012