Bogor (ANTARA Jambi) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti menantang Institut Pertanian Bogor untuk menghasilkan inovasi yang bersifat sosial dalam mengurangi kehilangan beras di masyarakat akibat pola pemborosan.

"IPB sudah cukup banyak menciptakan inovasi di bidang riset dan teknologi pertanian. Tantangan ke depan IPB mampu menciptakan inovasi mencegah kehilangan beras yang cukup besar," kata Wamendag di Bogor.

Wamendag mengatakan, kehilangan beras di Indonesia cukup besar yakni tiga persen atau seperti dari beras yang tersedia. Kehilangan beras tersebut berasal dari rumah makan dan rumah tangga.

"Pola pemborosan penyediaan nasi di restoran Indonesia membuat kehilangan beras kita cukup besar sampai tiga persen," katanya.

Restoran negara-negara maju seperti di Jepang telah menyuguhkan hidangan yang efisien dan cukup tidak tersisa.

"Di restoran Jepang, hidangan nasi dibuat dengan ukuran pas. Jika dimakan cukup dan tidak bersisa. Ini berbeda dengan negara kita, restorannya banyak sisa makanan yang terbuang begitu saja," katanya.

Pola hidangan restoran yang menghasilkan banyak sisa makanan bertolak belakang dengan kondisi negara yang masing mengimpor beras.

"Mengubah perilaku masyarakat untuk tidak mubazir. Perlu inovasi sosial, IPB bisa berkoordinasi dengan ahli-ahli sosial, psikolog untuk tahu cara mengubah pola tersebut," katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yonny Koesmaryono menyebutkan diperlukan pendekatan sosial untuk mengubah pola pemborosan yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat.

"Tapi kita akan terima tantangan ini, IPB melalui PSP3 akan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk menciptakan inovasi agar restoran di Indonesia memiliki pola penyajian yang efisien," katanya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012