Jambi (ANTARA Jambi) - Penerbangan di Jambi masih terganggu asap tebal akibat kebakaran lahan dan hutan meski sudah dilakukan hujan buatan selama 11 hari.

Dihubungi di Jambi, Senin, Manajer Operasional Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi, Alzog mengatakan, akibat gangguan asap, satu maskapai penerbangan yang dijadwalkan Senin pagi terpaksa ditunda.

"Jarak pandang saat pagi hari ini hanya 1.000 meter, jarak pandang aman harus diatas 2.000 meter. Untuk keamanan terpaksa harus ditunda," ujarnya.

Sejak dilakukan hujan buatan selama sepekan lebih, baru kali ini ada pesawat gagal mendarat di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi.

"Seharusnya pesawat sudah mendarat di Jambi pukul 07.30 WIBi. Tapi karena jarak pandang tidak memungkinkan pesawat terpaksa kembali ke Jakarta," katanya.

Hingga pukul 09.30 WIB, jarak pandang di Bandara STS masih kurang dari dua kilometer.

"Jika jarak pandang masih dibawah 2.000 meter, belum tahu jam berapa pesawat akan mendarat di Jambi," ujarnya lagi.

Secara terpisah, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi, Kurnianingsih, mengatakan, kondisi udara di Jambi sebagian besar pada kondisi "smoke" atau asap.

"Pukul 06.30 WIB jarak pandang 900 meter, pukul 07.00 WIB jarak pandang 800 meter. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu lalulintas udara di Jambi," ujarnya.

Ketua Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Djazim Syaifullah mengatakan, meski sudah dilakukan hujan buatan, namun pada kenyataannya upaya pembakaran lahan oleh oknum tidak bertanggungjawab masih tetap saja terjadi.

Selama 11 hari upaya hujan buatan, proses hujan buatan masih berjalan normal. Sekurangnya satu  ton garam disebar di atas langit Jambi setiap hari. Meski tidak merata, hujan buatan di Jambi terus terjadi setiap hari, katanya.

Hujan buatan direncanakan akan berlangsung selama 30 hari. Upaya hujan buatan untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.

Berdasarkan data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, sedikitnya 1.300 hektare lahan dan hutan di Jambi hangus terbakar. 300 hektare di antaranya berada di kawasan hutan lindung dan konservasi.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012