Jambi (ANTARA Jambi) - Hampir 99 persen bahan baku obat-obat untuk produksi farmasi di Indonesia diimpor dari luar negeri, terutama dari China dan Eropa.

Kahar Gentar, personnel dan General Affairs Manager PT Dexa Medica di Palembang, Rabu mengatakan, ketergantungan bahan baku farmasi terhadap luar negri secara langsung menyebabkan harga obat-obatan menjadi mahal.

"Dari seluruh bahan baku yang akan kami produksi menjadi obat di pabrik ini, 99 persen didatangkan dari luar negeri, hanya sebagian kecil yang berasal dari dalam negeri," katanya.

Diperlukan industri hulu farmasi nasional untuk menyediakan bahan baku termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi obat-obatan.

"Kalau bahan baku obat dengan kualitas yang setara dengan produk impor tersedia di dalam negeri maka harga obat-obatan dapat ditekan," katanya.   

Namun ke depan, PT Dexa Medica akan berupaya menggunakan bahan baku alami dari dalam negeri khususnya untuk obat-obatan herbal.

Ia menjelaskan, tingginya harga obat-obatan di Indonesia sebenarnya bukan saja akibat bahan baku yang diimpor, tapi juga faktor produksi dan penggunaan merek obat yang masih memiliki masa paten.

Oleh sebab itu sejak 1990 pemerintah memperkenalkan program penggunaan obat generik berlogo (OGB) kepada masyarakat agar mereka dapat menjangkau harga obat-obatan dengan harga murah.

"Produksi OGB dilakukan dalam skala besar sehingga biaya produksi lebih efisien," katanya dalam kunjungan media ke pabrik PT Dexa Medica.

Murahnya harga obat generik berlogo karena kemasannya dibuat sederhana, namun kualitas obat sendiri dibuat dengan mengacu standar pembuatan obat yang ditetapkan BPOM.

"Kami sudah memproduksi OGB sejak tahun 1991 dan sudah tercatat dalam daftar plafon harga obat (DPHO) askes sejak tahun 1994," ujarnya.

Harga OGB tidak dapat dikecoh oleh pihak apotik, sebab pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sehingga pembeli mengetahui harga tertinggi obat yang akan mereka beli.

"Harga eceran tertinggi OGBDexa tercantum di kemasan obat, sehingga pembeli dapat mengetahui harganya," kata dia lagi.

Menurut dia, meski saat ini penggunaan OGB oleh masyarakat masih terbilang rendah, namun ke depan dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional pada 2014, diyakini penggunaan OGB akan terdongkrak dengan maksimal, sebab peserta SJSN akan menggunakan OGB.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012