Jakarta (ANTARA Jambi) - Sebanyak 13 sungai di seluruh Indonesia akan diprioritaskan untuk direstorasi, kata Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya.

"Ada 13 sungai yang jadi prioritas nasional untuk direstorasi," kata Balthasar saat jumpa pers usai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama lingkungan dengan Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan di Jakarta, Senin.

Dari 13 sungai itu, Sungai Ciliwung akan menjadi proyek percontohan pertama. "Masih difokuskan untuk Ciliwung dulu," katanya.

Kerja sama pemerintah dengan Korea Selatan untuk merestorasi Sungai Ciliwung itu didasarkan atas keberhasilan Korea Selatan menangani pencemaran limbah industri di Sungai Han.

Industrialisasi yang cepat di Korea Selatan mengakibatkan pencemaran sungai yang sangat berat dan serius. Meski demikian, pemerintah Korea Selatan cepat tanggap dengan mengembangkan kebijakan terkait pelestarian lingkungan hidup di Sungai Han.

"Korea dulu mengalami pencemaran sungai, untuk mengatasi masalah tersebut kami punya kebijakan teknologi, kini saatnya membagi teknologi tersebut ke negara lain," kata Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan You Young Sook.

Kegiatan restorasi Sungai Ciliwung meliputi pembangunan fasilitas pengolahan limbah domestik, pembangunan pusat pendidikan dan penyediaan fasilitas ramah lingkungan.

Menurut dia, restorasi Sungai Ciliwung akan menjadi titik awal usaha pengembalian fungsi sungai di seluruh tanah air. "Peletakkan batu pertama rehabilitasi ini menjadi awal pengembalian fungsi sungai-sungai di seluruh Indonesia," kata You Young Sook.

Proyek yang merupakan kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia dengan Korea Environmental Industry and Technology Institute (KEITI) dan The Korea International Cooperation Agency (KOICA) itu diselenggarakan sebagai titik awal penyelamatan Sungai Ciliwung.

Kerja sama tersebut akan berlangsung selama 36 bulan hingga 2015 mendatang. Sementara dana yang akan diperuntukkan untuk upaya restorasi tersebut yakni sebesar Rp10 miliar dari pemerintah Indonesia dan hibah sebesar sembilan juta dolar AS dari Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan yang merupakan pendanaan gabungan KEITI dan KOICA.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012