Jambi (ANTARA Jambi) - Petugas Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menyatakan, satu warga Dusun Mudo, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi, kembali menjadi korban penyerangan harimau Sumatera.

"Kejadiannya Senin (11/2) malam tadi. Nama korbannya saya belum tahu, tim juga masih melakukan pencarian dan pengintaian harimau di lapangan," ujar Kepala BKSDA Jambi, Trisiswo saat dihubungi di Jambi, Selasa.

Korban kedua ini juga sama dengan korban penyerangan harimau sebelumnya, yakni tengah berada di kawasan kebun sawit milik salah satu perusahaan di Kabupaten Tanjabbar.

"Dari informasi yang saya terima, korban tengah berada di mess perusahaan di tengah kebun. Tiba-tiba salah satunya dicakar harimau," katanya.

Trisiswo bahkan mengaku bingung, dari pola penyerangan harimau itu, terkesan cukup jinak. Mengingat kedua korban hanya dicakar dan digigit saja kemudian ditinggal pergi.

Harimau Sumatera tersebut bahkan sempat beberapa kali terpantau oleh tim yang ada di lapangan. Bahkan sudah sempat direkam dan di foto menggunakan kamera khusus.

"Kondisi harimau ini cukup gemuk, diperkirakan berumur 10 tahun dan sudah dewasa," ujarnya lagi.

Untuk menangkap harimau itu, Trisiswo bahkan mengintruksikan untuk menembak bius si Raja Hutan yang telah meresahkan warga itu.Tim khusus yang sudah hampir empat hari melakukan pengintaian juga telah memasang empat perangkap di sekitar lokasi.

"Saya instruksikan tembak bius, namun untuk tembak bius diperlukan kondisi yang benar benar mendukung. Jika meleset justru dikhawatirkan harimau ini lari dan susah untuk dikejar. Tim dibantu warga juga terus melakukan pengintaian," tambahnya.

Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu, Fajar (28) yang juga warga Desa Dusun Tuo, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjabbar menjadi korban penyerangan harimau saat tengah memanen sawit disalah satu perkebunan milik perusahaan di daerah itu.

Akibat penyerangan itu, Fajar harus dilarikan ke rumah sakit dr. Bratanata, Kota Jambi akibat luka gigitan dibagian bahu kanan setelah diterkam harimau..

Konflik harimau dengan warga kerap terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jambi khususnya di daerah yang tidak jauh dari kawasan hutan.

Oleh sejumlah pemerhati lingkungan dan satwa di Jambi, konflik harimau dengan warga dipicu akibat maraknya alih fungsi lahan dan hutan untuk perkebunan maupun usaha lainnya. Akibat konversi kawasan hutan itu, habitat harimau semakin sempit, sehingga tak jarang, harimau masuk ke perkampungan warga.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013