Pekanbaru (ANTARA Jambi) - Humas WWF Program Riau Syamsidar mengatakan kawanan gajah Sumatera liar di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau makin terdesak dengan keberadaan perkebunan kelapa sawit yang mengambil alih hutan sebagai habitat asli satwa tersebut.
"Makin banyak kebun sawit di Rohul sebenarnya mereka gajah makin terdesak, secara alami semua makhluk hidup akan berjuang hidup dan dalam kasus ini timbul konflik dengan manusia," kata Syamsidar di Pekanbaru, Sabtu.
Kawanan gajah liar terus berkeliaran di Rohul mengakibatkan kerusakan, terutama pada tanaman sawit milik warga. Dikabarkan, satu kelompok gajah yang terdiri dari tujuh ekor berkeliaran di kebun sawit milik warga Desa Kepenuhan Barat Sungai Rokan Jaya, Kecamatan Kepenuhan Hulu.
Sedangkan, satu kelompok lainnya yang diperkirakan berjumlah delapan ekor dikabarkan merusak areal perkebunan kelapa sawit di Desa Kepenuhan Hilir dan Desa Ulak Patian, Kecamatan Kepenuhan.
"Daerah Kepenuhan sejak dulu memang menjadi bagian dari kantong gajah Mahato, tapi kondisinya sudah berubah drastis karena lebih banyak kebun sawit makanya kelompok gajah jadi terpecah dua," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Rohul Sugiyarno memperkirakan sudah ada puluhan hektare kebun sawit milik warga rusak akibat kawanan gajah liar.
Untuk mengatasi agar kawanan gajah tidak masuk permukiman masyarakat, ia mengatakan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
"Kami melakukan peningkatan dan pengawasan agar kawanan gajah itu tidak sampai masuk ke permukiman," katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak membunuh satwa bongsor yang dilindungi itu.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013