Pangkalpinang (ANTARA Jambi) - Indonesia diharapkan dapat memproduksi sebanyak 7 ton sawit per satu hektare areal perkebunan dengan adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Produktivitas sawit kita masih rendah, yakni sekitar 3,8 ton per hektare, sementara produktivitas Malaysia mencapai 4,6 ton per hektare," kata Deputi Kemenko Perekonomian Luki Eko Wuryanto dalam pembukaan Sumbagsel Expo 2013 di Pangkalpinang, Kamis.

Terkait dengan program MP3EI, Luki mengatakan, wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) termasuk ke dalam pengembangan koridor ekonomi Sumatera.

"Pengembangan koridor ekonomi Sumatera berfokus pada enam kegiatan utama yaitu kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan, dan besi baja," katanya. Sumbagsel didominasi oleh kegiatan utama kelapa sawit dan batu bara.

"Kelapa sawit di Sumatera memegang peranan penting bagi suplai kelapa sawit di Indonesia dan dunia, di mana 43 persen dari total produksi minyak mentah sawit dunia diproduksi Indonesia," katanya.

Sebanyak 70 persen lahan penghasil kelapa sawit ada di Sumatera, sementara wilayah Sumbagsel memilki 30 persen dari itu," katanya.

Ke depan, diharapkan dengan adanya program MP3EI, infrastruktur untuk memudahkan produktivitas kelapa sawit dapat meningkatkan hasil produktivitas tersebut.

"Pembiayaan pembangunan infrastruktur nasional terus meningkat secara konsisten sejak 2005, yakni dari satu persen menjadi 2,3 persen pada 2013," katanya.

Selain itu, kontribusi pembiayaan lain dari APBD, BUMN dan swasta juga mengalami peningkatan dari empat persen menjadi lima persen pada 2013.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013