Jambi (ANTARA Jambi) - Harga sejumlah komoditi perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, dalam beberapa pekan terakhir anjlok, hal ini berdampak pada merosotnya penghasilan petani di daerah itu.

Kondisi ini menjadi keluhan para petani, karena di satu sisi harga bahan bakar minyak naik dan sejumlah kebutuhan pokok juga naik, sementara harga komoditi perkebunan malah turun.

Berdasarkan pantaun dan data yang dihimpun, Rabu, hasil perkebunan yang mengalami penurunan harga tersebut adalah pinang, kelapa dalam, kelapa sawit dan karet.

Harga pinang yang semula Rp5.000 turun menjadi 4.500/Kg, kelapa dalam dari Rp1.400 berkurang menjadi Rp1.200/Kg, kelapa sawit dari Rp1.050 turun menjadi Rp1.000/Kg. Sementara harga karet justru terjun bebas dari Rp11.000 kini menjadi Rp4.500/Kg.

Ali, petani warga Desa Sei Gebar, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) mengatakan, anjloknya harga jual hasil perkebunan ini berdampak pada perekonomian para petani yang cuma menggantungkan hidup dari hasil yang mereka tanam.

Turunnya pendapatan petani akibat jatuhnya nilai jual hasil perkebunan, semakin diperparah dengan terjadinya kenaikan harga pada sembako.

"Harga karet, pinang, kelapa dalam, sawit semua turun, sembako malah naik. Kami jadi makin kesulitan," kata petani kelapa sawit ini.

Ia mengatakan, penurunan harga hasil perkebunan ini kerap terjadi setiap tahun, biasanya terjadi di saat bulan puasa seperti sekarang ini. Bahkan penurunan harga biasanya akan terjadi lagi saat mendekati lebaran.

Hal senada juga diungkapkan Warsito (67), petani karet warga Parit Tomo, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Betara yang mengeluhkan anjloknya harga hasil perkebunan yang dikelolanya.

Jatuhnya harga karet ini terjadi saat kebutuhan rumah tangga meningkat dan juga di saat harga sembako merangkak naik. Petani hanya bisa pasrah menghadapi kondisi ini.

Ia berharap, pemerintah segera mengambil langkah atau mencari solusi agar penurunan harga karet tidak sampai berlarut-larut.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjabar Kosasih saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, sebab masalah ini sudah menjadi hukum pasar.

Bila tingkat kebutuhan tinggi maka nilai jual suatu produk akan mengalami kenaikan harga.

Namun, pemerintah daerah bukannya tidak berbuat apa-apa sebagai wujud kepedulian, Pemkab telah menyediakan 17.000 paket sembako murah. Belasan ribu paket sembako murah tersebut khusus untuk masyarakat kurang mampu, tambahnya.(Ant)

Pewarta: Edison

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013