Jakarta (ANTARA Jambi) - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedy menilai kebijakan sektor pariwisata di Indonesia masih belum jelas sehingga iklim usaha pariwisata Tanah Air relatif belum kondusif.

"Intinya 'political will' dan kebijakan di sektor pariwisata masih belum jelas arahnya," kata Didien Djunaedy di Jakarta, Senin.

Menurut dia, sudah saatnya Indonesia memiliki arah pengembangan pariwisata yang jelas yang didukung oleh sektor-sektor lain.

Ia mencontohkan, pengembangan sektor pariwisata tidak bisa dilepaskan dari peran sektor infrastruktur dan transportasi.

"Oleh karena itu, harus ada kerja sama dan koordinasi lintas sektoral untuk mendukung pariwisata agar semakin berkembang," katanya.

Pihaknya sendiri akan menggelar Rakernas I 2013 yang hasilnya nanti akan menjadi rekomendasi bagi pembangunan kepariwisataan di Tanah Air.

Selain itu, GIPI menyatakan siap membantu pemerintah untuk memetakan geopolitik kepariwisataan Indonesia terkait dengan persiapan pemilu pada 2014.

GIPI juga siap menjembatani komunikasi antara pemerintah dan industri pariwisata termasuk politisi agar bisa mendukung pembangunan pariwisata di Indonesia.

"Kita harus mendukung pengembangan dunia usaha pariwisata agar memiliki keunggulan kompetitif," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penerimaan devisa dari sektor pariwisata mencapai 8,554 miliar dolar AS sepanjang 2012 atau menempati urutan kelima dari komoditas yang memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan negara.

Nilai kontribusi yang besar itu menempatkan pariwisata dalam ranking kelima di bawah migas, batu bara, minyak kelapa sawit, dan karet olahan.(Ant)

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013