Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Kooordinasi Kebijakan Bank Indonesia Perwakilan Jambi Ihsan W Prabawa mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang pemilu.

"Masyarakat harus hati-hati dan teliti ketika menerima uang, karena menjelang pemilu berbagai cara dilakukan oknum untuk mencapai tujuan tertentu," katanya di Jambi, Senin.

Menurut dia, peredaran uang palsu tidak hanya terjadi saat menjelang pemilu, namun menurut pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, penggunaan uang palsu selalu meningkat saat menjelang pesta demokrasi.

Meningkatnya peredaran uang palsu menjelang pemilu ini karena diduga akan digunakan untuk membeli suara atau merusak citra partai lain, karena semakin hari persaingan politik semakin keras sehingga berbagai cara pun dilakukan.

Ketika ditanya, Ihsan mengatakan, peredaran uang palsu sebagian besar banyak ditemukan di daerah kabupaten di luar Kota Jambi, hal ini disebabkan masih masih minimnya pengetahuan masyarakat akan ciri-ciri rupiah yang asli.

Sementara itu, Asisten Manager/Kasir 1 Bank Indonesia Perwakilan Jambi Darwisman menjelaskan, untuk menekan peredaran uang palsu, masyarakat harus memahami ciri-ciri uang palsu tersebut.

"Orang yang pernah mengikuti pelatihan 3D pasti tahu tentang ciri-ciri uang apakah asli atau palsu," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan laporan perbankan yang diterima BI, selama Januari hingga Maret 2014, telah ditemukan uang palsu dalam bentuk pecahan Rp50 ribu sebanyak 14 lembar, pecahan Rp100 ribu sebanyak 70 lembar, satu lembar pecahan Rp20 ribu.

Sementara dari Polres Bungo dilaporkan telah ditemukan uang palsu pecahan Rp100 ribu sebanyak 503 lembar.

Sedangkan pada 2013, berdasarkan laporan perbankan telah ditemukan sebanyak 397 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu, 101 lembar pecahan Rp50 ribu, tiga lembar pecahan Rp20 ribu dan satu lembar pecahan Rp10 ribu.

Sementara dari pihak kepolisian menemukan menemukan 1.046 lembar uang palsu pecahan 100 ribu, tiga lembar pecahan Rp50 ribu, data tersebut antara lain dari Polsek Danau Kerinci, Polsek Jaluko, Polsek Rimbo Bujang dan Polres Sarolangun.

Darwisman mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan adanya uang palsu yang ditemukan masyarakat, karena umumnya masyarakat takut untuk melapor.

"Masyarakat takut melapor ke pihak kepolisian karena mungkin tidak mau jadi panjang urusannya, sebagian ada yang takut dituduh sebagai pengedar jadi mereka mendiamkan saja uang palsu yang mereka terima," jelas Darwisman.(Ant)

Pewarta: Hesti Oktaviani Putri

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014