Jambi (ANTARA Jambi) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake menekankan perlu terus dilanjutkan pembangunan hijau yang berwawasan atau berbasis lingkungan yang memberi manfaat bagi masyarakat.

"Faktor lingkungan memang harus menjadi pertimbangan utama dalam pembangunan, dan harus berguna bagi masyarakat," kata Dubes Robert Blake di Jambi Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan saat menjawab pertanyaan, usai meninjau rencana pembangunan pembangkit listrik berbahan baku limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) di pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT Biccon Agro Makmur (BAM) di Petaling, Kabupaten Muarojambi.

Ia mengatakan, proyek kerja sama pembangunan POME yang sebagian didanai hibah dari Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia itu perlu terus dikembangkan dan dilanjutkan karena berkait erat dengan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah AS sangat mengapreasiasi langkah yang dilakukan MCA-Indonesia dalam partisipasinya melestarikan lingkungan, termasuk pembangunan POME dan bidang lainnya.

"Di tengah tingginya dampak emisi gas rumah kaca, kita perlu melakukan tindakan untuk menekan dampak tersebut," katanya.

Oleh karena itu, jika POME tersebut telah berjalan, perlu terus dipantau terutama dampak ekonominya bagi kesejahteraan masyarakat.

Di pabrik kelapa sawit yang berjarak sekitar 40 Km dari Kota Jambi itu yang sebagian kondisi jalannya rusak parah, Robert Blake yang didampingi Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar berkeliling melihat proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit (CPO).

Dubes AS Robert Blake juga meninjau beberapa kolam pembuangan limbah cair kelapa sawit yang akan dijadikan bahan baku POME.

Direktur Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Budi Kuncoro menjelaskan, rencana pembangunan POME di PKS PT BAM itu sebagian biayanya akan didanai dana hibah MCA-Indonesia dan sebagian oleh perusahaan.

POME di PT BAM jika terealisasi merupakan yang pertama di Jambi dan jika suskes diharapkan akan memotivasi perusahaan kelapa sawit lainnya di Jambi.

"Di Jambi ini ada belasan PKS, jika seluruh PKS bisa membangun POME diharapkan bisa mengurangi beban kekurangan listrik di Provinsi Jambi," katanya.

Ia menjelaskan, satu POME bisa menghasilkan listrik antara satu sampai 1,5 Megawatt (MW), jumlah ini bisa disalurkan untuk sekitar 2.500 rumah dengan daya 450 watt.

Program POME merupakan bagian dari Proyek Kemakmuran Hijau yang lebih mengedepankan aspek pelestarian lingkungan dan pencegahan atau menekan kerusakan lingkungan.

Melalui POME, perusahaan bisa mengatasi limbah cair sawit yang selama ini sering menjadi persoalan, bahkan sering dikeluhkan masyarakat sekitar pabrik.

Perusahaan akan memperoleh penghasilan tambahan bisnis baru berupa produksi listrik yang bisa dijual ke PLN, serta berperan membantu kekurangan listrik di satu daerah.

Budi mengatakan, investasi untuk membangun satu unit POME diperkirakan mencapai Rp30 miliar. Di Kabupaten Muarojambi ada 10 pabrik kelapa sawit, artinya ada potensi 15-20 MW listrik jika mereka mampu membangun POME.

"Kita (MCA-Indonesia, red) sifatnya menawarkan, jika perusahaan berminat akan kita survei kelayakannya, namun kita tidak membiayai seluruhnya," kata Budi.

MCA-Indonesia adalah lembaga yang dibentuk Bappenas untuk mengelola dana hibah Compact dari Millennium Chalengge Corporation (MCC) Amerika Serikat sebesar 600 juta dolar atau sekitar Rp6 triliun untuk jangka waktu lima tahun (2013-2018) untuk mendukung kemitraan dengan Indonesia.

Dari jumlah hibah Compact tersebut, 332 juta dolar (sekitar Rp4 trilun) dialokasikan untuk Proyek Kemakmuran Hijau, sisanya untuk bidang kesehatan dan perbaikan pengadaan barang jasa di pemerintahan. (Ant)

Pewarta: Edy Supriyadi

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014