Jambi (ANTARA Jambi) - Millennium Challenge Account-Indonesia berencana membangun proyek pembangkit listrik berbahan baku limbah cair kelapa sawit di Jambi bekerja sama dengan sebuah perusahaan kelapa sawit di Petaling, Kabupaten Muarojambi.

Pembangkit listrik dengan bahan baku limbah cair sawit atau "Palm Oil Mill Effluent" (POME) itu merupakan bagian dari "Proyek Kemamuran Hijau" MCA-Indonesia, kata  Direktur Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia Budi Kuncoro di Jambi, Kamis.

Ia menjelaskan rencana pembangunan POME di pabrik kelapa sawit (PKS) PT Biccon Argro Makmur (BAM) itu sebagian biayanya didanai melalui hibah MCA-Indonesia dan sebagian oleh PKS.

Untuk merealisasikan rencana dan kelayakan, Rabu (4/6), Dubes Amerika Serikat Robert Blake bersama Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar meninjau penanganan limbah sawit di PT BAM.

Budi mengatakan POME di PT BAM merupakan yang pertama di Jambi dan jika suskes diharapkan akan memotivasi perusahaan kelapa sawit lainnya di Jambi.

"Di Jambi ini ada belasan PKS, jika seluruh PKS bisa membangun POME diharapkan bisa mengurangi beban kekurangan listrik di Provinsi Jambi," katanya.

Ia menjelaskan, satu POME bisa menghasilkan listrik antara satu sampai 1,5 Megawatt (MW), jumlah ini bisa disalurkan untuk sekitar 2.500 rumah dengan daya 450 watt.

Budi mengatakan satu unit POME telah berhasil direalisasikan di salah satu PKS di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung dan kini berjalan dengan baik.

Program POME, katanya, merupakan bagian dari Proyek Kemakmuran Hijau yang lebih mengedepankan aspek pelestarian lingkungan dan pencegahan atau menekan kerusakan lingkungan.

Melalui POME, perusahaan bisa mengatasi limbah cair sawit yang selama ini sering menjadi persoalan, bahkan sering dikeluhkan masyarakat sekitar pabrik.

Perusahaan akan memperoleh penghasilan tambahan bisnis baru berupa produksi listrik yang bisa dijual ke PLN, serta berperan membantu kekurangan listrik di satu daerah.

Mengutip data, ia menjelaskan, pada 2011 listrik PLN di Muarojambi telah menjangkau 70 persen wilayah, 17 persen di antaranya menggunakan listrik dari sumberdaya lain.

Ketika ditanya, Budi mengatakan, investasi untuk membangun satu unit POME diperkirakan mencapai Rp30 miliar. Di Kabupaten Muarojambi ada 10 pabrik kelapa sawit, artinya ada potensi 15-20 MW listrik jika mereka mampu membangun POME.

"Kita (MCA-Indonesia, red) sifatnya menawarkan, jika perusahaan berminat akan kita survei kelayakannya, namun kita tidak membiayai seluruhnya," kata Budi.

POME rencana akan dikembangkan di seluruh Indonesia, karena di Indonesia diperkirakan ada sekitar 600 PKS, sebagian besar berada di Sumatera. Artinya adanya potensi 600-700 MW listrik yang bisa dihasilkan, tambahnya.

MCA-Indonesia adalah lembaga yang dibentuk Bappenas untuk mengelola dana hibah Compact dari Millennium Chalengge Corporation (MCC) Amerika Serikat sebesar 600 juta dolar atau sekitar Rp6 triliun untuk jangka waktu lima tahun (2013-2018) untuk mendukung kemitraan dengan Indonesia.

Dari jumlah hibah Compact tersebut, 332 juta dolar (sekitar Rp4 trilun) dialokasikan untuk Proyek Kemakmuran Hijau, sisanya untuk bidang kesehatan dan perbaikan pengadaan barang jasa di pemerintahan.

Sementara itu, Duta Besar AS Robert Blake mengatakan, proyek kerja sama pembangunan POME itu perlu terus dilanjutkan karena berkait erat dengan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pemerintah AS sangat mengapreasiasi langkah yang dilakukan MCA-Indonesia dalam partisipasinya melesatriakan lingkungan, termasuk pembangunan POME dan bidang lainnya.

"Di tengah tingginya dampak emisi gas rumah kaca, kita perlu melakukan tindakan untuk menekan dampak tersebut," katanya.(ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014