Jambi (ANTARA Jambi) - Samri (59), petani ikan patin asal Desa Lopak Alay, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi mampu meraup keuntungan Rp300 juta hingga Rp500 juta/bulan dari usahanya.

Bahkan, aset budidaya ikan patin yang dimiliki sekarang berjumlah Rp10 miliar, padahal semula, Samri hanya bermodalkan satu kolam ikan saja.

"Usaha ini dimulai dari satu kolam. Alhamdulillah sekarang sudah punya 100 lebih kolam ikan. Total aset berkisar Rp10 miliar, omzet setiap bulannya Rp300 hingga Rp500 juta," kata Samri saat ditemui, Sabtu.

Ia menceritakan bahwa dirinya memulai usaha budidaya ikan patin sejak tahun 2005 lalu.

Dengan modal seadanya saat itu, hasil panen ikan pun dijual ke penampung-penampung. Dengan keyakinan dan ketekunan, usahanya semakin mengeliat. Puncak keberhasilan itu dimulai tahun 2010.  Usaha kolam ikan patin miliknya pun bertambah banyak, hingga 100 kolam lebih.

"Usaha apa pun harus tetap dengan itung-itungan, harus dengan nekat kalau mau maju," tuturnya.

Ia menjelaskan, dalam sehari, ikan patin tersebut bisa dipanen 6-10 ton. Normalnya, dalam sebulan bisa memanen ikan 200-300 ton.

Dirinya pun tidak sulit lagi dalam mencari pemasok dan pembeli, karena sudah terjalin kerja sama yang baik dengan pihak lainnya.

Usaha Samri bukan hanya memasok ikan patin di dalam Provinsi Jambi saja, tapi juga ke luar provinsi.

Pembeli ikan yang berasal dari luar Provinsi Jambi pun berdatangan untuk membeli hasil panen ikan miliknya, seperti dari Medan, Palembang, Musi Rawas, dan Muara Rupit (Sumsel).

Di dalam Provinsi Jambi, Samri memasok ke kabupaten-kabupaten, termasuk ke sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Angsoduo dan Pasar Talang Banjar dan lainnya.

Untuk di wilayah Kecamatan Kumpe Ulu, toke ikan satu ini bisa dibilang sebagai pemasok ikan terbesar. Disamping memiliki kolam sendiri, Samri juga menjalin kemitraan dengan peternak ikan lainnya di sana.

Samri ternyata juga memiliki persediaan pakan ikan dengan jumlah yang besar. Pakan miliknya itu diproduksi dan dibeli dari Kota Medan, Sumut, dan hampir 80 persen peternak ikan di Kecamatan Kumpeh Ulu membeli pakan persediaan miliknya. "Petani ikan di sini juga beli pakan ikan dengan saya," katanya.

Persedian pakan ikan di gudang Samri cukup banyak, setiap harinya pakan bisa terjual dari 20-40 ton. Saat memesan pakan pun, Samri tak tanggung-tanggung.

"Setiap harinya pakan ikan bisa dimuat sembilam mobil truk besar atau sebanyak 35 ton aktif dan dilakukan pengangkutan secara berjenjang. Standarnya 200 ton yang dibutuhkan dalam sebulan," katanya.

Dari pengasilan pakan saja, Samri juga mendapatkan omzet yang besar, yakni mencapai Rp180 juta/bulan. Dengan pakan yang disiapkannya ini tentu sangat membantu peternak lainnya.

"Disamping mutu pakan yang terjamin, harga pun bisa dicocok-cocokkan. "Basis saya bukan pebisnis tulen, tetapi dari jiwa petani," ujarnya.

Ratusan kolam ikan milik Samri dengan jumlah bibit ikan aktif mencapai satu juta ikan itu selalu dijaga dan dirawat dengan baik.

Samri tak bekerja dengan tangannya sendiri, ia banyak memiliki karyawan. Dia juga mengunakan sistim bagi hasil setiap kali panen, hasilnya dibagi dua dengan anak buah yang menjaga kolamnya tersebut.

"Dijaga sendiri pasti tidak sanggup, perlu karyawan. Soal hasil, sudah ditentukan dan dibagi dua dengan penjaga dan perawat kolam itu," katanya.

Soal kendala, tetap ada, yaitu bencana alam, banjir, sebab lokasi  kolam masih di daerah dataran rendah," tambahnya.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014