Jambi (ANTARA Jambi) - Patroli rimba 2014 yang digelar pihak Pelestarian Harimau Sumatera Taman Nasional Kerinci Seblat pada setiap bulan ramadhan berhasil melumpuhkan atau menyita ratusan jerat satwa yang disebar pemburu di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.

"Ratusan jerat satwa berbagai jenis berhasil kita lumpuhkan dan sita dalam operasi tahun ini, hal ini mengindikasikan perburuan satwa masih dilakoni pemburu dan masyarakat di sekitar hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)," kata Kepala Seksi Pelestarian Satwa Balai TNKS Risdianto di Jambi, Selasa.

Ia menjelaskan, jumlah itu adalah kumulasi dari enam titik lokasi patroli di dalam kawasan, yakni di Bengkulu, Merangin, Kerinci dan Tapan Sumbar, patroli dilakukan oleh enam unit masing-masing berkekuatan personel lima orang dan dilakukan sejak Juni hingga Juli 2014.

Dari seluruh jerat-jerat satwa yang disita itu, 14 di antaranya jerat harimau Sumatera, 76 jerat satwa mangsa seperti kijang dan rusa, dan ratusan jerat burung, yang dipasang pemburu dan masyrakat tersebar di semua titik lokasi yang disapu tim patroli selama dua bulan ini," kata Risdianto.

Menurut dia, jika dibanding pada operasi serupa di tahun sebelumnya, jumlah tersebut jauh menurun, karena pada 2013 tim patroli menyita dan melumpuhkan sampai 200 jerat harimau dan ratusan jerat satwa mangsa dan burung.

"Kalau melihat dari jumlah memang jauh menurun, karena pada 2013 lalu kita melumpuhkan 200-an jerat harimau, tahun ini cuma belasan, namun kondisi ini tetap menjadi catatan kita karena ini membuktikan perburuan harimau Sumatera dan satwa lainnya masih terus berlangsung dan belum tertanggulangi hingga hari ini," katanya.

Saat ini, satu tim patroli yakni di Kabupaten Bungo masih belum kembali sehingga laporan terbaru belum masuk, sementara dari tim terakhir yang baru kembali dan sudah menyelesaikan tugasnya, yakni tim yang patroli di lokasi Muara Madras-Jangkat Kabupaten Merangin.

Tim ini melaporkan telah menemukan dan menyita atau melumpuhkan sekitar 36 jerat satwa mangsa harimau Sumatera dan 34 jerat burung.

"Jerat yang disita itu masih aktif atau terpasang di lokasi, belum termasuk puluhan jerat lainnya yang sudah sengaja terlebih dahulu dilumpuhkan pemasang, bahkan ada jerat yang telah mengenai satwa sehingga dilepaskan kembali oleh tim, karena diduga mereka telah mencium adanya tim patroli sapu jerat yang masuk," katanya.

Selain jerat laso yang dipasang di tanah oleh pemburu, tegas Dian, pemburu juga memasang jerat getah yang terpasang di dahan-dahan pohon tinggi yang tidak terjangkau oleh tim patroli.(Ant)

Pewarta: Yupnical

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014