Jambi (ANTARA Jambi) - Rumah dinas guru di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, banyak yang tidak layak huni, salah satunya komplek guru di Kecamatan Nipah Panjang.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Minggu, kediaman guru itu sangat memprihatinkan, banyak yang sudah tua dan sudah selayaknya untuk dibangun baru.

Salah satu guru di Tanjabtim, Rahmawani ketika ditemui Antara mengatakan, sarana dinas yang ditempatinya itu tidak pernah sekali pun direhab. Guru Sekolah Dasar (SD) ini mengaku sudah 30 tahun menempati rumah dinas komplek guru itu.

"Saya di sini sejak tahun 1984, belum pernah sekali pun direhab, lihat saja dinding, atap dan tiangnya sudah keropos, sedih kami tinggal di sini pak. Kepada pemerintah tolonglah diperbaiki," ujarnya.

Pemandangan miris lainnya, yakni di SD 48 Tanjabtim, di sekolah ini, empat rumah dinas kepala sekolah dan guru tak ubahnya seperti kandang ayam, dinding yang terbuat dari papan banyak lapuk dan lepas dari tempat semula.

Atap dari seng terlihat berkarat dan bocor, sementara lantai dan tiang dari kayu pun terlihat lapuk dan bergoyang.

"Ya saya tinggal di sini, rumah dinas SD ini ada empat unit, saya menempati satu. Rumah dinas ini memang sudah puluhan tahun tidak diperbaiki, sejak sekolah berdiri. Dinding, lantai dan atap yang keropos saya tambal-tambal saja," kata Kepala SD 48 Nurdiandah.

Ia mengungkapkan, pihak Pemkab Tanjabtim sudah ada niat untuk memperbaiki rumah dinas yang ditempatinya, namun karena sekolah sudah mendapatkan rehab ruang kelas belajar, wacana itu tidak teralisasi.

Sementara di SD 36 Nipah Panjang, rumah dinas kepala sekolah hanya tinggal tanahnya saja, sebab bangunannya sudah roboh. Rumah dinas guru yang ada pun juga tidak layak ditempati, kondisi atap, dinding dan lantai sudah lapuk termakan usia.

Rumah dinas itu hanya bisa digunakan pihak sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler anak-anak seperti pengajian.

Bukan hanya rumah dinas, sarana pendidikan lain seperti ruang kelas belajar (RKB) juga belum mendekati standar pendidikan, di Kecamatan Rantau Rasau saja masih ada siswa yang belajar dengan ruang disekat, yakni di SD 131 Pematang Mayan dan SD 222 Rantau Jaya, Kecamatan Rantau Rasau.

Menanggapi itu, Kepala Seksi Sekolah Menengah Atas (SMA) Dinas Pendidikan Provinsi Jambi M. Tabri ketika dihubungi mengakui memang banyak keluhan terutama dari guru tentang kondisi rumah dinas mereka.

Akibatnya, banyak guru memilih untuk tetap hilir mudik dari tempat asal mereka meski jarak tempuhnya jauh. Kondisi itu tentu bisa mengurangi fokus guru terhadap pendidikan di sekolah.

Ia mentatakan, jika Pemkab tidak sanggup mengeluarkan anggaran pembangunan rumah dinas maka provinsi akan membantu, namun hal itu harus ada MoU tentang pemetaannya.

"Melalui rakor pendidikan nanti, Dinas Pendidikan kabupaten harus sudah membuat pemetaan mana rumah dinas yang akan dibangun, nanti dibuat Mou mana kewajiban provinsi dan mana kewajiban kabupaten. Saya rasa bisa, memang tidak bisa dalam sekali anggaran tapi tiap tahun itu bisa diupayakan," kata Tabri.

Rumah dinas guru sangat diperlukan, apalagi guru yang tinggal jauh dari sekolah. Namun kelayakan tempat tinggal harus diperhatikan agar guru tersebut merasa nyaman menempati rumah itu.

"Tujuan guru tinggal di rumah dinas agar mereka lebih fokus memperhatikan pendidikan sekolah, kalau guru tinggal jauh dari sekolah tentu mereka akan berpikir cepat-cepat pulang ke rumah, akibatnya, pendidikan dan lingkungan sekolah tidak terkontrol," katanya.

Ia menilai, rumah dinas tidak ditempati itu ada dua persepsi, yakni tidak layak huni atau guru punya rumah sendiri di dekat lingkungan sekolah.

Jika tidak layak huni dan guru itu tinggal jauh dari sekolah, Pemkab harus cepat menyikapi itu. Namun jika guru punya rumah sendiri dan dekat dengan lingkungan sekolah, itu tidak jadi masalah.

"Kalau aset itu tidak dirawat kan sayang, sampai-sampai bangunanya ada yang rata dengan tanah, Pemkab harus cepat menyikapi dan berbagi dengan provinsi, potret pendidikan di Tanjabtim ini harus diperbaiki," ujarnya.

"Yang jelas nanti rumah dinas guru jadi perhatian pembangunan. Kasian kan lihat guru-guru di sana demi mengajar harus tinggal di rumah-rumah lapuk itu," tambahnya.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2014