Jakarta, ( ANTARA Jambi) - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja membantah adanya kelangkaan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram di sejumlah daerah sejak awal Februari.

"Di Binjai (Sumatera Utara) kemarin ada laporan kelangkaan kecil, ternyata tidak ada kelangkaan. Dari data di lapangan, ada yang menyembunyikan dulu karena dikira harga akan naik," kata Wirat seusai acara kopi pagi di Jakarta, Rabu.

Wirat mengaku kaget dan bingung saat mendengar laporan sejumlah konsumen di wilayah Depok, Jawa Barat, kesulitan mendapatkan elpiji tiga kg.

Pasalnya, pihaknya memantau sudah tidak ada lagi kelangkaan gas.

Ia menuturkan, tidak ada kenaikan harga elpiji kemasan tiga kilogram. Ia juga memastikan rantai distribusi elpiji bersubsidi itu tidak mengalami masalah yang diklaim jadi penyebab kelangkaan.

Wirat meminta masyarakat untuk menyampaikan laporan terkait kelangkaan elpiji atau bahan bakar minyak yang terjadi.

Tujuannya adalah agar satuan tugas respon cepat bisa langsung menjawab dan mengatasi keluhan masyarakat atas pelayanan minyak dan gas bumi.

"Saya sudah buat 'task force quick respond' untuk mengatasi kelangkaan elpiji dan BBM, yang terkait pelayanan masyarakat. Kalau ada, tolong saya di-SMS supaya dengan tim bisa jawab! Terutama supaya di lapangan ada aksi. Jangan sampai ibu-ibu enggak bisa masak, Ditjen Migas didemo ibu-ibu," ujarnya.

Sebelumnya, di sejumlah daerah seperti hampir di semua daerah di Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan (Banjarmasin). Akibatnya, harga tabung gas bersubsidi kemasan tiga kg naik menjadi sekitar Rp20.000-Rp21.000 per tabung, dari harga eceran tertinggi yang rata-rata berada di kisaran belasan ribu rupiah di seluruh Indonesia. (Ant)

Pewarta: Ade Irma Junida

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015